Kisah Bocah Kembar Lucu yang Meninggal di Pelukan Ibunda

Jum'at, 04 Agustus 2017 | 20:50 WIB
Kisah Bocah Kembar Lucu yang Meninggal di Pelukan Ibunda
Jenazah Fitriana dan tiga anaknya di RS Polri [suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Si kembar berusia empat tahun, Kinara dan Tiara, yang meninggal dipelukan ibunda dan kakak di tengah kobaran api adalah dua anak yang lucu dan aktif. Hal itu diceritakan Desca, keponakan Fitriana. Fitriana tak lain ibu dari Kinara dan Tiara yang juga meninggal dalam peristiwa naas ba'da salat, Jumat (4/8/2017).

Selain Kirana dan Tiara, kakaknya yang bernama Salsa (8) juga meninggal dunia dalam peristiwa itu. Keempatnya oleh warga ditemukan dalam posisi pelukan di kamar mandi.

"Mereka sering main bertiga di rumah saja. Mereka kan jarang keluar rumah. Mereka lucu-lucu mas. Saya sering main sama mereka," kata Desca ditemui di depan rumah korban, Jalan Semangka III, Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (4/8/2017).

Menurut Desca, Kinara dan Tiara anak yang tergolong aktif. Sementara Salsa, agak pendiam. Ketiganya jarang main di luar rumah.

"Mainan kesukaannya itu masak-masak. Kalau nonton tivi ya paling Upin-Ipin," ujar Desca sambil meneteskan air mata.

Kini ketiga sepupunya itu sudah tidak ada lagi. Desca mengaku sedih dan akan selalu merindukan tiga adek mungilnya.

"Tiap hari saya main ke sini mas. Saya kan kuliah di Jakarta Selatan. Kalau saya kangen mereka pasti saya ke sini. Pasti kangen banget setelah ini," kata Desca.

Keempat jenazah satu keluarga itu kini berada di ruang dingin Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Menurut pengamatan Suara.com, mobil ambulans mulai tiba di rumah sakit sekitar pukul 18.20 WIB.

Ambulans yang pertama membawa jenazah Fitriana, menyusul ambulans berikutnya yang membawa ketiga jenazah anaknya.

Kronologis

Kapolsek Palmerah Komisaris Polisi Armunanto Hutahaean mengatakan kebakaran tersebut pertamakali diketahui tetangga korban bernama Prasetya (24). Ketika itu, Prasetya baru selesai melaksanakan salat Jumat di masjid.

Saat itu, Prasetya melihat salah satu anak Fitriana berteriak histeris. Dari lantai dua kontrakan terlihat kobaran api.

"Saat saksi sepulang dari salat Jumat melihat api dari lantai dua dan mendengar ada anak kecil yang berteriak teriak menyatakan api-api," kata Armunanto.

Prasetyo kemudian melihat Fitriana berlari dari luar rumah ke lantai dua rumah untuk menyelamatkan anak-anaknya karena saat itu api sudah mulai merembet ke bagian-bagian pinggir bangunan rumah.

"Seiring dengan teriakan tersebut lalu, Fitriana berlari dari arah bawah menuju ke atas," kata dia.

Singkat cerita, rumah kontrakan tersebut terbakar hebat. Warga bersama petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api, tetapi nyawa Fitriana dan tiga buah hatinya tak tertolong.

"Karena api sudah membesar keempat korban terjebak di lantai dua dan meninggal dunia," kata dia.

Perjuangan ibunda sampai akhir hayat

Sebelum Fitriana meninggal dunia bersama tiga buah hati, janda tersebut sudah berusaha menyelamatkan anak-anaknya.

Ketika ditemui Suara.com, Bejo, tetangga Fitriana, menceritakan bagaimana Fitriana berjuang.

Bejo mengatakan ketika api mulai berkobar di rumah kontrakan, Fitriana sedang tidak ada di tempat. Fitriana ketika itu sedang berada di luar, tapi tak jauh dari rumah.

Begitu melihat si jago merah mengamuk, Fitriana cepat-cepat pulang karena ketiga anaknya masih berada di lantai dua.

"Fitri itu di depan gang situ mas. Dia langsung lari ke lantai dua begitu ada api. Orang-orang juga ke sana kan, tapi belum terlalu ramai," kata Bejo ditemui di rumah korban, Jalan Semangka III, Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (4/8/2017).

Tak lama setelah masuk menembus asap, Fitriana berhasil mengevakuasi dua anak kembarnya, Kinara dan Tiara. Sementara Salsa masih di lantai dua. Salsa ketika itu sedang menderita sakit.

Setelah berhasil mengeluarkan si kembar, Fitriana kembali naik ke lantai dua. Ternyata, si kembar mengikuti ibunda masuk ke kontrakan lagi.

"Si kembar itu sudah selamat mas. Tapi waktu Fitri naik mau ambil si Salsa, si kembar ini ikut lagi ke atas," ujar Bejo.

Sementara itu, warga sekitar tidak ada yang berani masuk ke dalam rumah karena api dengan cepat merambat ke semua ruangan.

"Kan cuma ada berapa orang mas. Jadi takutkan. Di sini masih sepi. Itu yang laki-laki masih di masjid kali," ucap Bejo.

Selang beberapa menit kemudian, warga mulai berdatanganan untuk memadamkan api dan dibantu oleh pemadam kebakaran. Sementara itu, Fitriana dan ketiga anak perempuannya tidak lagi turun.

"Setelah padam itu, kita naik ke atas. Kita temukan itu korban pelukan di kamar mandi. Sudah nggak ada lagi semuanya. Udah meninggal," kata Bejo. [Nikolaus Tolen]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI