DPP juga sudah melayangkan surat teguran kepada Doli. Namun tidak pernah dihindahkan. Bahkan, mereka menggelar sejumlah aksi massa di depan Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial dan Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Maka setelah itu, semua aspirasi yang ada dai Dewan Kehormatan, Dewan Pembina, dan Dewan Pakar bahwa tidak bisa kita biarkan kader yang tidak lagi memperhatikan sistem dan aturan-aturan partai," kata Idrus.
Niat yang baik untuk memajukan partai ini harus dilakukan dengan cara-cara yang baik. Yaitu melalui mekanisme-mekanisme organisasi yang sudah diatur oleh AD ART kita," Idrus menambahkan.
Idrus juga mengatakan pemecatan Ahmad Doli dari partai berlambang pohon beringin tidak akan berfek pada perpecahan internal partai seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
"Saya kira tidak ada (perpecahan). Ini hanya satu dua orang saja. Tak ada perpecahan, semua solid," kata Idrus.
Kata Idrus, sudah cukup percahan yang berkempanjangan di internal Golkar terjadi pada dua tahun yang lalu. Dimana terdapat dua kubu yang dipimpin oleh Abu Rizal Bakrie dan Agung Laksono.
Menurut dia, dibawah kepemimpinan Setya Novanto, Golkar membuktikan prestasinya. Dimana pada Pilkada 2017 kemarin, Golkar menangkan 59 kandidat.
"Menjadi nomer satu, pemenang nomer satu dari seluruh partai-partai yang ada. Seletah Partai Golkar itu ada menyusul Nasdem, Demokrat, Gerinda dan ada PDIP. Saya kira ini prestasi besar yang harus kita jujur mengakui itu," kata Idrus.
DPP Partai Golkar memecat Doli dari keanggotaan partai setelah ia gelar aksi "Golkar Bersih" melalui Gerakan Muda Partai Golkar. Doli meminta supaya Novanto dinonaktifkan dari jabatan Katua Umum karena telah berstatus tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP.
Baca Juga: Ini Jurus Golkar Untuk Menangkan Jokowi di Pilpres 2019