“Dulu sebelum Gus Dur jadi presiden, jangankan merayakan Imlek secara terbuka. Pergi ke kelenteng saja kami tidak nyaman. Tapi, sekarang beda. Perayaan Imlek sudah bisa digelar secara terbuka, bahkan tidak hanya dirayakan masyarakat Tionghoa tapi seluruh lapisan masyarakat,” ujar Dewi.
Semenjak dirayakan secara terbuka, masyarakat Tionghoa di Semarang pun selalu menggelar Imlek secara meriah.
Tak hanya menghiasi rumahnya dengan berbagai lampion, mereka bahkan menggelar semacam perayaan saat Imlek.
Perayaan Imlek di Semarang setiap tahunnya biasanya ditandai dengan acara Pasar Semawis yang digelar di sepanjang Jl. Wot Gandul-Gang Pinggi, mulai 14-16 Februari 2018.
Berita ini kali pertama diunggah oleh semarangpos.com dengan judul "Ini Bukti Gus Dur Dihormati Masyarakat Tionghoa di Semarang"