"Setelah menolong dan membawa saya ke rumah sakit. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada ayah. Tahu-tahu saat pulang sekitar pukul 09.00 WIB. Ayah sudah dimandikan," ujar dia yang mengenakan baju koko dan sarung itu.
Panca menuturkan, robohnya atap dan tembok kamarnya bukan karena bencana alam atau angin kencang. Bangunan itu roboh karena usia yang sudah tua.
Sebelum peristiwa itu, keluarga tersebut sudah berencana merenovasi total rumah mereka. Aswardi juga telah mengumpulkan uang dan renovasi direncanakan dimulai pada 20 April mendatang.
Beberapa hari sebelumnya, kata Panca, Aswardi juga telah memperbaiki atap teras rumah.
"Jadi sebelumnya, ayah memang sudah tahu bangunan rumah mau roboh. Ayah juga sudah memiliki firasat itu dan makanya mau diperbaiki. Tapi sebelum sempat diperbaiki rumah sudah roboh duluan," jelas dia.
Panca mengakui sudah mengikhlaskan kepergian ayahnya. Dia berdoa semoga ayahnya diterima di sisi Tuhan.
Berita ini kali pertama diterbitkan madiunpos.com dengan judul “Aksi Heroik Anggota Banser Selamatkan Anaknya Hingga Korbankan Nyawanya”