Ia sempat melihat seorang lelaki berambut cepak tentara memberi komando dari atas sepeda motor, "Serbu, serbuuuu!".
Kerusuhan mulai merebak. Sementara ia belum bisa menemukan Mustofa. Akhirnya, Kusmiati memutuskan mengajak putrinya pulang. Meski cemas, ia berharap Mustofa kembali.
Jumat siang, berita-berita di televisi mengabarkan terdapat banyak korban berjatuhan saat penjarahan terjadi di Yogya Plaza. Pusat perbelanjaan itu sendiri hangus terbakar, bersama para penjarah yang terjebak di dalamnya.
Melalui televisi juga, Kusmiati mengetahui korban-korban dalam tragedi itu sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Tanpa berpikir panjang, Kusmiati mengajak tetangganya bergegas ke RSCM. Sebab, batang hidung Mustofa tak juga terlihat di rumah.
Ketika di RSCM, Kusmiati menghadapi dilema. Satu sisi, ia lega karena tak melihat Mustofa di jejeran mayat-mayat yang hangus terbakar. Tapi, di lain sisi, ia juga masih gundah, karena keberadaan sang anak belum diketahui.
Ia memutuskan untuk berlama-lama di RSCM. Kusmiati baru pulang ketika hari sudah malam, dan yakin para petugas sudah beristirahat, menyetop mengangkut korban-korban yang baru ditemukan di Yogya Plaza ke RSCM.
Keesokan hari, Sabtu 16 Mei, Kusmiati kembali menyambangi RSCM. Hingga siang, belum juga ada kabar tentang Mustofa.
Tapi, semua optimisme Kusmiati mengenai nasib sang anak luluh lantak ketika hari itu mulai memasuki senja.
Baca Juga: Prabowo Akan Bertemu SBY, PDIP Masih Yakin Demokrat Dukung Jokowi
Langkah Kusmiati terhenti ketika ia merasa mengenal sisa celana dalam dan baju yang melekat di satu mayat, yang masuk dalam jajaran jenazah hangus terbakar.
Kusmiati betul-betul tahu, celana dalam dan baju itu milik sang anak, meski kedua pakaian tersebut hanya tersisa sebesar selampai.
Ia menjerit histeris, menangis sejadi-jadinya. Ia rengkuh mayat yang wajahnya tak lagi dikenali itu.
Kusmati memangku mayat itu, seperti dulu ia menimang Mustofa saat masih bayi.
Punya uang berapa?