“Saya melihat Indonesia merupakan negara yang memiliki toleransi sangat tinggi, dimana berbagai agama dan keyakinan bisa hidup berdampingan didalamnya. Saya sangat kagum melihat hal ini,” ujarnya.
Namun, dari seluruh konsep Tri Hita Karana ini, Presiden Kim melihat bahwa konsep hubungan manusia dengan lingkungan, saat ini menjadi ancaman untuk generasi penerus bangsa Indonesia.
Salah satu contohnya adalah kondisi sampah yang belum tertangani dengan maksimal, seperti tempat yang Ia tinjau bersama rombongan adalah hutan mangrove yang terletak di daerah Suwung. Menurutnya, kondisi hutan dengan sampah plastic dimana-mana yang merupakan bawaan dari laut, cukup memprihatinkan.
Untuk itu ia berharap agar masyarakat mulai dari pemimpin desa agar bekerjasama dengan pemerintah untuk secara cepat menangani permasalahan sampah ini.
Di samping itu, ia menyampaikan bahwa World Bank akan bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk menangani permasalahan sampah ini, terutama terkait permasalahan sampah plastik yang mulai mengancam lingkungan daerah-daerah yang ada di Indonesia termasuk pulau Bali.
Dalam acara yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim RI, Menteri Keuangan RI, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Rombongan Delegasi Perwakilan IMF-World Bank Group, Kepala FKUB Bali, Jro Bendesa Agung, Rektor Universitas Udayana serta berbagai undangan lainnya.
Semoga konsep Tri Hita Karana menjadi tiga konsep yang menjadikan Bali siap menyambut pertemuan kelas dunia.
Luh Wayanti
Baca Juga: Wow, Follower Ayu Ting Ting di Instagram Tembus 25 Juta