Budaya rimpu mulai dikenal sejak masuknya agama Islam di Bima Dompu yang dibawa oleh tokoh-tokoh agama Islam dari tanah Gowa Makassar. Meskipun di masyarakat Gowa sendiri tidak mengenal budaya rimpu.
Jadi rimpu, merupakan kearifan lokal budaya perempuan Bima Dompu yang menjunjung tinggi ajaran Islam bahwa setiap perempuan yang sudah aqil balik diharuskan menggunakan busana hijab islam.
Ada dua jenis Rimpu yang biasa dikenakan: Pertama 'Rimpu Mpida', yang dikenakan oleh perempuan yang belum menikah, maka rimpu mpida menutup semua bagian wajah terkecuali mata.
Kedua 'Rimpu Colo' rimpu yang dikenakan oleh perempuan yang sudah menikah (berkeluarga) yang semua wajahnya terbuka.
Festival Rimpu,tidak hanya mengadakan pawai rimpu, juga menampilkan beberapa atraksi seni budaya seperti tarian, pencak silat, hadra, ntumbu tuta, biola, bazar kuliner dan pameran wisata daerah Bima-Dompu.
Perhelatan ini juga menyedot perhatian banyak kalangan, baik mayarakat Bima - Dompu di Jabodetabek maupun dari daerah lain bahkan perwakilan dari luar negeri seperti; Yaman, Palestina, Maroko, Irak, Bahrain, Mesir, Iran, Qatar, Surian, Brunai dan Thailand.
Turut hadir dalam acara Festival Rimpu Bima - Dompu tersebut yakni, Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat periode 1998-2003, Harun Al Rasyid, Anak Mantan Presiden RI, Guruh Soekarnoputra, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2013-2015, Hamdan Zoelva, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohhamad Faozal, dan tokoh - tokoh lainnya.