Suara.com - Kubu Capres dan Cawapres nomor urut 1 Jokowi – Maruf Amin menduga terdapat keretakan antarpartai politik, yang masuk dalam koalisi blok rivalnya, Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
Abdul Kadir Karding, Wakl Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi – Maruf Amin, mengatakan bahkan dosis keretakan dalam Koalisi Adil Makmur sudah luar biasa.
Ia menuturkan, keretakan tersebut tampak dari pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang mengeluhkan Partai Gerindra memaksa dirinya mengampanyekan Prabowo – Sandiaga Uno. Keluhan itu diungkapkan SBY melalui akun Twitter pribadinya.
"Kalau melihat tweet Pak SBY, itu artinya dosis keretakan Koalisi Adil Makmur sudah sangat berbahaya dan parah. Kalau tweet semacam itu disampaikan oleh pucuk tertinggi pemimpin Demokrat, artinya dosis keretakan sudah luar biasa,” klaim Karding, Jumat (16/11/2018).
Karding enggan banyak menanggapi fenomena politik tersebut. Sebab, persoalan itu merupakan problem internal rivalnya.
Namun, Karding sempat menyebut situasi keretakan dalam kubu Prabowo – Sandiaga sudah diprediksinya sejak awal.
Misalnya, kata dia, Wakil Sekretaris Jenderal PD Andi Arief sempat melontarkan pernyataan kontroversial adanya mahar politik saat Prabowo akhirnya menggaet Sandiaga Uno sebagai cawapres alih-alih Agus Harimurti Yudhoyono—kader Demokrat.
"Walau akhirnya Sandiaga pura-pura keluar dari Partai Gerindra, kan semua orang juga tahu, Gerindra tak memberikan ruang kepada partai-partai pendukung serta pengusung,” tukasnya.
Tak hanya itu, Karding mengungkapkan ketua tim sukses maupun anggota inti organisasi kampanye Prabowo – Sandiaga Uno juga diisi oleh kader Partai Gerindra.
Baca Juga: Pakar Seks Bagikan Tips untuk Kepuasaan di Atas Ranjang
Setelah koalisi Prabowo – Sandiaga Uno terbentuk, dua bulan setelahnya hampir semua partai pengusung mengeluhkan soal komunikasi politik dengan Gerindra.
"PKS mengeluh, PAN pernah mengeluh dan Demokrat juga pernah mengeluh. Semuanya menunjukkan Gerindra ingin mengambil keuntungan sendiri,” tudingnya.
Sebelumnya, SBY merespons pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani yang menyinggung janji SBY soal kampanye bersama memenangkan pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Dalam akun twitternya @SBYudhoyono, Kamis (15/11), SBY mengatakan dirinya sebenarnya tak ingin menanggapi pernyataan Muzani. SBY mengaku terpaksa merespons pernyataan Muzani karena nada yang disampaikan tak baik.
"Sebenarnya saya tak harus menanggapi pernyataan Sekjen Gerindra. Namun, karena nadanya tak baik dan terus digoreng terpaksa saya respons," tulis SBY.
Tak hanya itu, SBY kembali menuliskan cuitan. Ia menyarankan, daripada menuding atau menyalahkan pihak lain lebih baik mengoreksi diri sendiri.