Berbeda dengan aksi pengeboman di dua gereja sebelumnya, bom di gereja Pantekosta dibawa menggunakan sebuah mobil yang memarkirkan kendaraannya di depan gereja.
Dari ketiga insiden pengeboman di gereja Surabaya, para pelaku bom buuh diri diketahui merupakan satu keluarga.

4. Gereja Immanuel, Palu
Aksi teror bom juga terjadi di Gereja Immanuel, Palu, Sulawesi Tengah. Pengeboman terjadi pada 12 Desember 2004. Saat itu, ada puluhan jemaat sedang melakukan kebaktian di dalam gereja.
Secara tiba-tiba, muncul seorang pengendara sepeda motor yang melemparkan bungkusan ke dalam gereja. Dalam hitungan detik, bungkusan berisi bom itu meledak dan melukai seorang petugas keamanan hingga mengalami perdarahan hebat.
![Foto almarhum Riyanto dan baju seragam Banser NU miliknya yang koyak karena bom. [Net]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/12/23/69201-riyanto-banser-nu.jpg)
5. Gereja Eben Haezer, Mojokerto
Aksi teror bom mewarnai malam perayaan natal 2000 silam. Pengeboman terjadi di Gereja Eben Haezer, Mojokerto pada 24 Desember 2000 malam.
Dalam insiden itu, seorang anggota Banser Nahdlatul Ulama yang sedang membantu mengamankan gereja bernama Ahmad Riyanto melakukan aksi heroik menyelamatkan jemaat. Kejadian berawal saat Riyanto menemukan tas ransel berisi kabel-kabel.
Riyanto langsung berteriak “Tiarap!” dan bergegas membawa ransel keluar dari gereja. Namun nahas, bom itu keburu meledak saat masih berada dalam pelukannya. Meski Riyanto ditemukan tewas mengenaskan, ia berhasil menyelamatkan nyawa para jemaat gereja lainnya.
Baca Juga: Kenapa Baju Patung Dewi Kwan Im Baru Diganti Jelang Imlek? Ini Alasannya