Ia mengatakan lokasi kejadian berada di ujung timur konsesi GCN, dan jagawana yang terkena jerat merupakan bagian tim patroli rutin. “Dia terluka tapi kita sudah ambil tindakan pengobatan,” katanya.
Berdasarkan riset dari lembaga perlindungan satwa WWF dan WCS (Wildlife Conservation Society), lanjutnya, kawasan Semenanjung Kampar merupakan kantong populasi harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) kelas 2 yang mampu menampung hingga 50 individu.
Ketika RER melakukan pendataan keanekaragaman hayati, imaji satwa belang itu juga pernah terjepret kamera perangkap (camera trap) di kawasan itu. Namun, ia mengatakan belum pernah ada penelitian khusus untuk menghitung populasi harimau di RER.
“Setelah ada kejadian ini, Tim Jagawana akan meningkatkan patroli untuk mencari dan membersihkan jerat-jerat karena itu membahayakan tim kami juga,” kata Nyoman.