"Hoaks besar itu. Itu operasi intelijen kotor yang dilakukan Mr X (Allan). Saya hafal lah cara main dia," kata Dradjad saat dihubungi Suara.com.
"Itu cuma kebohongan yangg disebarkan Mr X sama geng-nya untuk merusak dukungan umat Islam. Apalagi secara spesifik menyebut HTI dan FPI," tambahnya.
Dradjad menerangkan bahwa tidak semua orang mudah masuk ke dalam rapat yang dihadiri Prabowo. Bahkan orang-orang yang mengikuti rapat tersebut harus menyimpan ponsel masing-masing demi kerahasiaan isi rapat.
"Tim pribadi 08 (Prabowo) itu sangat disiplin. Kalau kita rapat sama 08, hp kita disimpan terpisah. Yang boleh ambil foto hanya tim pribadi dia. Pokoknya ketat sekali lah pengamanannya. Sistemnya memudahkan deteksi terhadap siapa yang membocorkan isi rapat," ujarnya.
"Jadi dari sisi loyalitas dan sistem pengamanan, saya haqqul yaqqin nggak mungkin ada 'bocoran orang dalam'," pungkasnya.