Ingin Dalami Islam di Makkah

Keduanya bertekad mengantongi sarjana di Amerika sebelum melanjutkan pendidikan ke-Islaman di Makkah atau Madinah. Setelah itu, barulah akan berpikir menjadi imam.
Jadi, “Ifdal bukan (belum jadi) imam sekarang. Tetapi ingin jadi imam,” katanya merendah.
Dengan rutinitas yang padat, kedua imam muda itu mengaku tetap punya waktu bersenang-senang, dan tetap ingin menjadi anak muda yang cool.
Ifdal mengisi Sabtu atau libur kuliah dengan jalan-jalan bersama keluarga atau teman, makan-makan atau menonton di bioskop. Ia juga mengikuti Game of Throne, dan film terakhir yang ditontonnya, “Avenger Endgame.”
Sementara Muhamad rutin seminggu dua atau tiga kali menekuni hobi bela diri tradisional. Ia juga berkumpul dan ngobrol dengan teman-temannya.
Namun, keduanya menolak musik. Muhamad menyatakan, “It’s gonna distract from my Quran.” (Ini (musik) akan mengalihkan perhatian dari (hafalan) quran saya).
Baik Ifdal maupun Muhamad memahami tuntutan imam. Karenanya, Ifdal berharap psikologi kelak membantunya sebagai imam. Muhamad ingin menjadi imam yang menguasai Alquran dan juga ilmu-ilmu lainnya.
Harapan Muslim besar terhadap imam muda yang lahir atau besar di Amerika mengingat negara ini kekurangan pasokan imam, dan ‘mengimpor’ imam belakangan kerap terbentur visa.
Baca Juga: Puasa 16 Jam, Begini Pengalaman Pertama Muslim Indonesia Ramadan di Amerika
Ifdal dan Muhamad diharapkan bisa menjadi imam sekaligus pembimbing agama, yang menguasai masalah khas Amerika dan menjawab dalam bahasa Inggris yang baik, sesuatu yang sangat dibutuhkan seiring makin berkembangnya jumlah Muslim dan masjid di negara ini.