Suara.com - Puluhan WNI yang keluarganya dirawat satu rumah sakit dengan Sutopo Purwo Nugroho mengakui kehilangan atas meninggalnya Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB itu.
"Kami di sini ikut berbelasungkawa dan merasa kehilangan seorang kawan. Semoga arwah almarhum diterima di sisi-Nya. Beliau itu orang baik pak," kata Kristiawan, satu dari puluhan WNI yang keluarganya menderita kanker dan dirawat di RS Modern Guangzhou, Provinsi Guangdong, China, kepada wartawan Antara di Guangzhou, Minggu (7/7/2019) siang.
Kristiawan yang berasal dari Tegal, Jawa Tengah, bersama puluhan WNI yang keluarganya dirawat di rumah sakit khusus kanker itu merasa kehilangan sekali karena almarhum sering berbincang bersama dengan mereka.
![Konjen RI di Guangzhou Gustanto (dua kanan) bersama istri dan keluarga almarhum Kapusdatin BNPB Sutopo Purwonugroho berkoordinasi terkait pemulangan jenazah almarhum di Rumah Sakit Guangzhou Modern Hospital, Minggu (7/7/2019). [KJRI Guangzhou]](https://media.suara.com/pictures/original/2019/07/07/96194-rs-modern-guangzhou-sutopo-purwo-nugroho.jpg)
Hendra, keluarga lain yang berasal dari Pontianak, Kalbar, bercerita, Selasa (2/7) lalu sempat berjumpa dengan Sutopo dan keluarganya karena janjian hendak ikut wisata kota pada keesokan harinya, Rabu (3/7).
Ternyata pada 3 Juli itu kondisi Sutopo menurun dan dokter menyarankan untuk tidak ikut wisata kota.
Sambil memperlihatkan foto Sutopo bersama keluarganya, Hendra mengemukakan, mungkin ceritanya akan lain jika sejak awal Sutopo langsung dirawat di rumah sakit di pusat Kota Guangzhou itu.
"Karena selama ini Pak Sutopo masih sibuk bekerja, sehingga hanya sempat dirawat di Singapura dan Malaysia. Di dua negara itu almarhum sampai melakukan 50 kali kemoterapi," katanya.
Sementara Ahuwat yang juga dari Pontianak, sambil menunjukkan foto berdua dengan Sutopo, mengaku sedih sekali karena dia sering ngobrol dan jalan-jalan di sekitar rumah sakit bersama almarhum.
Baca Juga: Sering Jemur Badan Pakai Jaket Hitam, Kenangan Tetangga ke Sutopo
Para WNI dan keluarganya yang dirawat di rumah sakit itu memiliki grup WA dan mereka kaget ketika jam 04.00 waktu China, diberi tahu oleh Retno, istri almarhum, bahwa Sutopo telah tiada.
"Tadi sekitar jam 06.00 pagi jenazah dibawa ke tempat pemandian jenazah dan tadi saya sudah dapat pemberitahuan dari Konjen (Konjen RI di Gungzhou) bahwa jenazah Pak Sutopo akan diberangkatkan ke Tanah Air dengan Garuda Indonesia pukul 15.45 waktu sini (14.45 WIB)," katanya.
Sementara itu Candra Ongku, penderita kanker paru berusia 63 tahun asal Batam, Kepulauan Riau, menyayangkan karena almarhum tidak langsung dirawat di RS Modern Guangzhou. Namun dia memaklumi karena Sutopo sangat sibuk dengan pekerjaannya.
"Saya sudah tiga bulan dirawat di sini, sekarang penyakit saya tinggal 25 persen. Dan saya dirawat di sini tidak seperti di rumah sakit pada umumnya, tapi merasa seperti di hotel. Pengobatannya tanpa bedah. Saya cuma disuntik dan diberi obat. Kalau ada waktu senggang, ya saya jalan-jalan di sekitar rumah sakit ini bersama yang lainnya," ucap pengusaha roti itu.
Dimakamkan di Boyolali
Sutopo meninggal dunia di Guangzhou China pada Minggu (7/7/2019) pukul 01.00 WIB. Jenazah Sutopo masih dalam proses pemulangan ke Tanah Air.
Sejumlah persiapan dilakukan oleh keluarga Sutopo Purwo Nugroho. Baik di kediaman pribadinya di Perumahan Raffles Hills, Kelurahan Harhamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, maupun di kampung halamannya di Desa Surodadi RT 07 RW 09, Kecamatan Siswodipuran, Boyolali, Jawa Tengah.
Di Boyolali, pihak keluarga bersama warga sekitar sudah melakukan sejumlah persiapan penyambutan jenazah sejak Minggu pagi.
Misalnya, melakukan pembersihan lahan yang akan digunakan untuk para pelayat, menyiapkan bendera dan juga persiapan pemakaman lainnya.
Pantauan Suara.com di kediaman orang tua almarhum Sutopo, Boyolali, terlihat sejumlah pelayat dan juga para tetangga mulai berdatangan. Beberapa di antaranya bahkan sudah datang sejak pagi.
Adik ipar almarhum, Ahmad Jatmiko (50) mengatakan, yang ada di rumah hanyalah dirinya.
Sementara, kedua orang tua Sutopo yakni Suharsono (75), Sri Rusmandari (65) sudah bertolak ke Jakarta Minggu pagi tadi.
"Istri saya yang juga adik almarhum Rini Satiti Wulandari (45) juga ikut mendampingi kedua orang tuanya. Lalu istri Sutopo, Retno Utami Yulianingsih terus mendampingi almarhum sejak pengobatan di China," ujar Jatmiko kepada Suara.com.
Menurut Jatmiko, selain para tetangga, sejumlah pejabat di lingkup Pemkab Boyolali juga sudah melayat. Termasuk adalah dari BPBD Kabupaten Klaten.
"Kalau yang dari Jakarta saya belum tahu siapa yang datang. Kalau tadi baru dari pejabat lingkup Pemkab Boyolali," katanya.