Suara.com - Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon turut mengomentari pemberhentian audisi umum PB Djarum sebagai buntut dari KPAI yang menganggap sebagai eksploitasi anak. Jansen menilai alangkah baiknya untuk terlebih dahulu memberantas narkoba yang dinilainya lebih berbahaya.
Menurut dia, bukan bermaksud untuk membela rokok, pernyataannya tersebut justru disampaikan karena melihat ancaman peredaran narkoba yang lebih bahaya.
"Bukan mau membela rokok. Jika mau diberantas bahaya Narkoba ajalah dulu berantas. Itu lebih bahaya," kata Jansen melalui akun Twitternya @jansen_jsp pada Minggu (8/9/2019).
Kemudian Jansen pun berpendapat kalau pemberantasan rokok sejatinya bisa dilakukan. Akan tetapi jikalau pihak terkait sudah bisa mendapatkan alternatif pekerjaan dari orang-orang yang selama ini bergantung kepada industri rokok.
"Kalau nanti negara ini tidak lagi butuh pendapatan dari rokok dan jutaan orang yang hidup di industri rokok dari hulu sampai hilir sudah bisa dicarikan kerja lain, silahkan berantas rokok," tandasnya.
Februari lalu, sekelompok penggiat pemerhati anak menuding salah satu perusahaan rokok Tanah Air melakukan eksploitasi ribuan anak-anak Indonesia, lewat brand image di kaus peserta proses audisi beasiswa bulu tangkis.
Polemik berlanjut, hingga kemudian pada Agustus, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan sejumlah kementerian serta LSM terkait menyelenggarakan rapat koordinasi mengenai dugaan ekploitasi terselubung pada anak.
Salah satu hasil pertemuan itu menyebutkan, "Sepakat mendesak Djarum Foundation untuk sesegara mungkin menghentikan penggunaan anak sebagai media promosi brand image Djarum."
Lalu pada Sabtu (7/9/2019), PB Djarum mengumumkan, Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis pada 2019 akan menjadi yang terakhir.
Baca Juga: KPAI Soal Audisi PB Djarum : Tidak Benar KPAI Tidak Mau Ambil Jalan Tengah
"INI TAHUN TERAKHIR AUDISI UMUM, DJARUM PAMIT!" cuit akun resmi Twitter @PBDjarum.
Warganet langsung menyuarakan dukungan untuk PB Djarum dan menyerang akun KPAI serta Yayasan Lentera Anak.