Suara.com - Majelis Hakim Tindak Pidana Korupsi Jakarta memvonis mantan Direktur Produksi dan Teknologi PT Krakatau Steel Wisnu Kuncoro bersalah, dan dipenjara selama satu tahun enam bulan penjara, serta denda Rp 50 juta subsider dua bulan kurungan.
Ketua majelis hakim Hastopo mengatakan, Wisnu terbukti menerima suap Rp 101,7 juta dan SGD 4 ribu bersama Alexander Kurnia.
"Mengadili, menyatakan terdakwa Wisnu Kuncoro terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan berlanjut," kata Hastopo di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2019).
Hakim Hastopo mengatakan, hal yang memberatkan Wisnu adalah, tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas korupsi.
"Hal yang meringankan, terdakwa berterus terang dalam proses persidangan dan belum pernah menjalani proses hukum," ujar Hastopo.
Hastopo mengatakan, uang yang diterima Wisnu bersama Alexander Kurnia sebesar Rp 101,7 juta dan SGD 4 ribu didapat dari dua pengusaha.
Kedua pengusaha yang memberi suap itu ialah Direktur Utama PT Grand Kartech Kenneth Sutardja, dan Direktur Utama PT Tjokro Bersaudara, Kurniawan Eddy Tjokro alias Yudi Tjokro.
Hastopo menyebut, uang dari Kenneth dimaksudkan agar Wisnu menyetujui pengadaan dua unit boiler berkapasitas 35 ton dengan nilai proyek Rp 24 miliar di PT Krakatau Steel.
Sementara pemberian uang dari Yudi Tjokro dimaksudkan agar Wisnu menyetujui pengadaan pembuatan dan pemasangan dua Spare Bucket Wheel Stacker dan Harbors Stockyard senilai Rp 13 miliar.
Baca Juga: Dua Penyuap Direktur Krakatau Steel Wisnu Kuncoro Segera Disidang
Karenanya, menurut hakim, Wisno Kuncoro terbukti melanggar Pasal 11 UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana, juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Diketahui, Terdakwa Wisnu mendapat putusan lebih rendah dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) KPK.
Dalam tuntutannya, Jaksa KPK memintah hakim memvonis Wisnu dengan hukuman dua tahun penjara serta denda Rp 100 juta subsider tiga bulan kurungan.