Lutfhi Disetrum Penyidik Polisi, Bertahannya Warisan Orde Baru

Rabu, 22 Januari 2020 | 15:30 WIB
Lutfhi Disetrum Penyidik Polisi, Bertahannya Warisan Orde Baru
Seorang pelajar memberikan setangkai bunga untuk aparat kepolisian di seberang Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (25/9). [Rangga]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Anak STM bakar-bakaran di bawah kolong jembatan Slipi. (Suara.com/Novian)
Anak STM bakar-bakaran di bawah kolong jembatan Slipi. (Suara.com/Novian)

Saat dimintakan keterangan oleh Komnas HAM ketika itu, Polda Metro Jaya mengaku penanganannya sudah sesuai ketentuan.

“Mereka bilang tidak ada prosedur yang dilanggar, tidak ada penyiksaan dan tidak ada yang bermasalah secara kesehatan ketika itu. Mengenai kesaksian Lutfi di persidangan ini, kami akan meminta keterangan dan konfirmasi kembali kepada teman-teman kepolisian,” kata dia.

Kalau nanti polisi yang mengintrogasi Lutfi terbukti melakukan penyiksaan, maka pelakunya harus diproses. Bisa dimulai dari proses disiplin dan etik melalui Propam Polri, hingga proses hukum.

“Kalau memang terbukti penyiksaan, pelakunya harus diberi sanksi. Ke depannya polisi harus perbaiki kinerjanya. Bukan hanya bagian kinerjanya yang perlu mereka pahami, tetapi harus mengedepankan HAM dalam kerja-kerja penegakan hukum,” jelasnya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus enggan merespons soal pengakuan Luthfi.

Yusri tak mau menanggapi lantaran mengklaim belum menerima informasi soal pengakuan Luthfi yang diungkapkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

"Belum dengar saya, kalau saya sudah dengar, saya kasih tahu ya," kata Yusri, Selasa (21/1/2020).

Namun, Yusri mengakui bakal mengecek kebenaran keterangan Luthfi. "Saya belum tahu, saya cek dulu, kalau saya cek sudah dapat saya kasih tahu.”

***

Baca Juga: Luthfi Ngaku Disetrum Penyidik Polisi, AII: Usut Tuntas

Dalam persidangan dengan agenda pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kemarin, Lutfi mengaku dianiaya oleh penyidik Polres Jakarta Barat. Ia disetrum oleh penyidik sekitar 30 menit agar mengaku melempar batu ke arah polisi saat ikut aksi massa.

"Saya disuruh duduk, terus di-setrum, ada setengah jam lah. Saya disuruh mengaku melempar batu ke petugas, padahal saya tidak melempar," kata Luthfi.

Ketika itu, Luthfi mengaku dalam kondisi tertekan sehingga akhirnya terpaksa mengaku melempar batu ke arah aparat kepolisian meskipun tidak dilakukannya.

"Saya saat itu tertekan, makanya saya bilang akhirnya saya lempar batu. Saat itu kuping saya dijepit, disetrum, disuruh jongkok juga," ujarnya.

Terdakwa Dede Luthfi Alfiandi (20) bersama tim kuasa hukum usai menjalani sidang di PN Jakpus. (Suara.com/Stephanus Aranditio).
Terdakwa Dede Luthfi Alfiandi (20) bersama tim kuasa hukum usai menjalani sidang di PN Jakpus. (Suara.com/Stephanus Aranditio).

Luthfi mengatakan, penganiayaan yang dilakukan oleh penyidik Polres Jakarta Barat itu akhirnya berhenti setelah mereka mengetahui dirinya merupakan pelajar yang terekam dalam foto tengah membawa bendera Merah Putih saat demo di DPR RI dan viral di media sosial.

Penyidik tersebut mengetahui itu setelah menanyakan langsung kepada Luthfi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI