Termasuk biji yang berasal dari Masada dan gua di Qumran yang dikenal sebagai tempat ditemukannya Gulungan Laut Mati, yang juga digunakan oleh pengungsi di masa kuno.
"Saya menghabiskan waktu berjam-jam di departemen arkeologi memilih biji-biji yang terbaik," kata Sallon seperti dikutip koran Inggris, The Guardian.
"Banyak dari biji-biji ini berlubang dan dimakan oleh serangga, atau hancur berantakan. Namun beberapa masih sangat bagus dan saya pilih yang terbaik untuk ditumbuhkan," ungkap Sallon.
Sallon dan rekan-rekannya menyatakan bahwa biji dari kawasan Yudea kuno ini lebih besar daripada kurma modern, yang menandakan bahwa buahnya juga lebih besar.
Kini mereka berharap bisa menumbuhkan buah kurna dengan melakukan penyerbukan kurma betina dengan kurma jantan.
Pohok kurma Yudea mulai mati saat terjadi perang di wilayah itu dengan Romawi pada abad perdama dan kedua masehi.
Menurut Sallon, cuaca Gurun Yudea yang panas mungkin mendukung awetnya biji kurma itu dalam rentang waktu ribuan tahun.
Sumber: BBC Indonesia
Baca Juga: Terkuak Investasi Bodong Kampoeng Kurma, MUI: Ada Unsur Judi dan Penipuan