Setibanya di Stasiun Tanjung Barat, Salsa langsung melaporkan kejadian itu kepada petugas di stasiun. Ia meminta agar pihak KRL membuka rekaman CCTV agar pelaku bisa diadili.
Namun, pihak KRL menolak permintaan Salsa. KRL menegaskan CCTV hanya bisa dibuka untuk menelusuri barang kehilangan saja. Salsa diminta untuk membuat laporan kepolisian terlebih dahulu.
"Di situ gue mikir ya Allah kok barang lebih berharga daripada fisik yang mendapat kekerasan," ucap Salsa.

Setibanya di kantor polisi, Salsa kembali diminta menjelaskan kronologi. Di sana ia justru dihardik oleh polisi dan disalahkan.
"Katanya 'Kamu harusnya teriak kan ada petugas yang bakal menangani, kalau kayak gini nggak ada saksi, kalau pihak pengamanan sana melihat kejadian dan lihat pelaku pasti bisa langsung dibawa ke sini'" ungkap Salsa.
Salsa merasa sangat kecewa atas sikap pihak kepolisian. Padahal, Salsa hendak menuntut keadilan atas kejadian yang dialaminya namun mendapatkan respons yang tidak mengenakkan.
Ia memilih untuk pergi tanpa berpamitan dengan polisi tersebut. Salsa hanya bisa menangis atas segala yang dialaminya.
"Sekarang gue cuma bisa ikhlasin aja sama Allah, karena di saat kita berusaha sana sini untuk memperjuangkan hak dan nggak dapat apa-apa, cuma Allah tempat berserah diri," tuturnya.
Baca Juga: Riset DBS Group: Dampak Virus Corona di Kawasan dari Sisi Rantai Pasokan