5. Memakai Masker Terlalu Lama
Masker medis tidak dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama. Pemakaian masker memang hanya untuk jangka waktu pendek atau biasanya tidak lebih dari satu hari. Pegawai medis seperti dokter dan perawat bahkan mengganti masker secara berkala dalam satu hari. Biasanya penggantian masker menyesuaikan dengan jumlah orang yang ditemui. Semakin banyak atau semakin sering frekuensi menemui orang yang berbeda-beda, maka masker yang dipakai juga harus lebih sering diganti.
6. Tidak Segera Membuang Masker Bekas Pakai
Masker yang telah dipakai mengandung banyak bakteri, virus, dan kuman. Ini karena fungsi masker adalah untuk menyaring partikel-partikel tersebut agar tidak terhirup oleh penggunanya. Dalam kasus virus corona, masker yang telah dipakai bisa saja mengandung virus corona. Oleh karena itu, setiap masker yang telah dipakai harus dibuang dengan cepat dan tepat. Jika masker tersebut diletakkan secara sembarangan maka area yang tadinya bersih dari virus corona bisa ikut tercemar.
7. Masker Buatan Sendiri
Masker yang direkomendasikan untuk mencegah penyebaran virus corona adalah masker medis. Jadi, jika ternyata kehabisan stok masker medis dimana-mana, maka yang bisa dilakukan adalah hindari tempat ramai dan cuci tangan sesering mungkin menggunakan sabun dan air.
WHO: Stigma Lebih Berbahaya dari Virus Corona itu Sendiri
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan agar masyarakat berhati-hati terhadap setiap istilah yang beredar. Seperti istilah "Virus Wuhan", "Virus Cina", "Virus Asia," atau istilah lain yang menunjukkan identitas tertentu. Istilah-istilah tersebut bisa menimbulkan arti dan stigma negatif terhadap orang-orang tertentu.
Selain itu, menurut penjelasan WHO, stigma bisa menimbulkan stereotip dan asumsi. Stereotip ini bisa memperluas ketakutan dan merendahkan seseorang yang telah terpapar virus corona. Pada tingkat yang lebih parah, stigma bisa membuat seseorang menghindari pertolongan, pemeriksaan, pengujian, ataupun karantina.