"Ibarat rumah tangga, yang para suaminya atau para istrinya tidak saling menghina hanya karena gentar pada UU Pernikahan, itu menyedihkan, Pak. Lain dengan pasutri yang tidak saling menghina-dina karena memang C I N T A," tulis Tedjo mengumpamakan.
Seniman yang akrab disapa Mbah Tedjo ini menegaskan bahwa menghina berbeda dengan melakukan kejahatan lain.
"Mencuri atau membunuh itu merugikan. Menghina tidak merugikan. Bahkan, menurut para leluhur nusantara, justru malah mengagungkan yang dihina," jelas Tedjo.
Tedjo juga mengingatkan bahwa pempimpin yang terhormat tak perlu takut meraa terhina karena akan ada masyarakat yang bersimpati jika ada yang menghinanya.
"Khawatirnya, bila dituangkan dalam produk aturan, ada kemungkinan salah langkah yaitu aturan ini menjadi aturan karet. Yang sejatinya bukan penghinaan dipaksakan untuk menjadi penghinaan atas nama kepentingan. Semoga tidak," Tedjo berharap.