15 Hari Penuh Arti: Kisah Simon dan Keluarga saat Dinyatakan Positif Corona

Selasa, 07 April 2020 | 18:30 WIB
15 Hari Penuh Arti: Kisah Simon dan Keluarga saat Dinyatakan Positif Corona
ILUSTRASI - Warga berada di dalam bilik disinfektan di salah satu komplek perumahan di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (1/4). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Suara.com - Simon Nainggolan, lelaki berusia 50 tahun berbagi kisah perjuangannya selama 15 hari melakukan isolasi mandiri di dalam kamar setelah dinyatakan positif terinfeksi virus corona Covid-19, hingga dinyatakan sembuh.

Atas izin Simon kepada Suara.com, dia bersedia untuk bercerita ke publik sebagai semangat bagi masyarakat bahwa penyakit corona bukanlah aib yang harus disebunyikan dan kemungkinan sembuhnya tinggi.

"Nama saya Simon Nainggolan. Izinkan saya berbagi pengalaman menjadi penderita positif COVID19," kata Simon mengawali cerita.

Simon mengatakan, cerita bermula ketika ibu mertuanya mengalami sakit demam dan sesak nafas pada 14 Maret 2020.

Karena tak kunjung sembuh, pada 18 Maret dia membawanya ke RSU Bunda Jakarta untuk diperiksa.

"Ternyata menurut dokter, beliau harus langsung diisolasi di ruang IGD yang sudah diubah menjadi ruang isolasi bagi penderita covid-19," ungkapnya.

Selang dua hari, 20 Maret, Simon mulai merasakan gejala yang sama seperti ibu mertuanya. Gejala tak kunjung sembuh, akhirnya dia mengajak istri dan anaknya untuk memeriksa kesehatan ke dokter paru di RSU Bunda Jakarta pada 23 Maret 2020.

"Hari itu saya dan istri ikut tes swab dan juga rontgen paru-paru. Pada hari berikutnya, dokter paru-paru melihat hasil rontgen, dan menyatakan saya terkena covid-19, karena ada bercak-bercak di paru-paru kanan," ucapnya.

Sepulang dari rumah sakit, sesuai anjuran dokter, Simon langsung mengisolasi diri di rumah, kebetulan ada kamar kosong di lantai 2.

Baca Juga: Kabar Baik! NBA Beri Sinyal Kembali Mulai Kompetisi pada Mei

Sejak 23 Maret 2020 itu, Simon hanya mengurung diri di kamar, bahkan tidak pernah melihat istri dan anaknya di rumah.

"Sejak itu saya tidak lagi bertemu dengan siapa pun. Makanan diantar dan diletakkan di pintu kamar. Alat-alat makan saya tersendiri dan saya mencuci sendiri setelah makan," lanjutnya.

Selain asupan makanan bergizi dan buah-buahan, Simon juga mengkonsumsi beberapa vitamin C, D dan E kemudian minum obat jenis paracetamol untuk menurunkan demamnya.

Baru 3 hari isolasi mandiri atau tanggal 26 Maret, Simon mendapatkan kabar buruk: ibu mertuanya yang dirawat di RSU Bunda meninggal dunia sekitar pukul 03.00 WIB dini hari.

Semua proses penguburan sang ibu diurus oleh Istrinya. Dirinya hanya membantu dari kamar untuk proses pemakaman.

"Sungguh sebuah pukulan yang luar biasa menyedihkan. Di sinilah kepedihan demi kepedihan kami harus jalani," ucapnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI