"Sehingga kemarahan meluap dan diwujudkan dalam serangan ini. Namun, apapun alasannya, tidak ada yang bisa membenarkan aksi kekerasan, khususnya terhadap dokter dalam darurat kesehatan nasional," paparnya.
Sementara itu, sebuah rumah sakit di Kota Ghaziabad di bagian utara India juga menjadi tempat kericuhan pada Kamis (02/04).
Rumah sakit itu menempatkan setidaknya 21 orang di karantina setelah mereka menghadiri acara Jamaah Tabligh yang dikaitkan dengan ratusan kasus positif corona di India.
Di rumah sakit Ghaziabad, beberapa orang yang dikarantina dituding menggunakan kata-kata makian kotor ke sejumlah perawat.
"Beberapa orang berjalan telanjang di bangsal rumah sakit serta melecehkan dokter-dokter dan perawat perempuan," papar seorang dokter yang bekerja di rumah sakit itu kepada BBC.
"Mereka terus meminta rokok dan tembakau."
Seorang perwira senior polisi di kota tersebut memaparkan kepada BBC bahwa sejumlah dokter telah mengadukan kasus pidana.
"Mengadukan kasus adalah pilihan terakhir. Polisi masih berupaya membuat mereka memahami keparahan situasi ini," ujarnya.
Insiden-insiden serupa dilaporkan terjadi di ibu kota India, Delhi.
Baca Juga: Meski Sudah Lockdown, India Catat 100 Kematian karena Corona Covid-19
Sejumlah peserta pertemuan Jamaah Tabligh yang berada di fasilitas karantina yang dikelola perusahaan kereta api disebut-sebut meludahi beberapa dokter.
Deepak Kumar, juru bicara perusahaan Northern Railways, mengatakan situasi sudah terkendali.
"Para peserta sudah diberi pengarahan dan kini mereka bekerja sama dengan para staf," katanya.
Pemerintah daerah Delhi dilaporkan telah menulis surat kepada polisi, berisi permintaan tambahan keamanan untuk staf medis.
Laporan mengenai serangan terhadap dokter dan perawat juga datang dari Kota Hyderabad di selatan dan Kota Surat di barat.
Seorang dokter yang menangani pasien-pasien Covid-19 di Rumah Sakit Gandhi di Hyderabad dilaporkan diserang pada Rabu (01/04).