Kucing Hitam Diburu, Diklaim Sebagai Obat Corona, Padahal Hoaks

Jum'at, 24 April 2020 | 20:04 WIB
Kucing Hitam Diburu, Diklaim Sebagai Obat Corona, Padahal Hoaks
Ilustrasi kucing hitam
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kucing hitam diburu oleh warga Vietnam setelah beredar informasi palsu atau hoaks yang menyatakan bahwa tubuh hewan itu dapat menyembuhkan virus corona. Badan amal No To Dog Meat mengkonfirmasi kabar tersebut.

Warga di Vietnam merebus, menguliti, memasak dan kemudian mengubah daging kucing-kucing itu menjadi pasta.

Dilaporkan The Sun, Kamis (23/4/2020), praktik itu berpusat di sekitar ibu kota Hanoi. Tetapi hasil olahan daging kucing hitam juga dijual secara online, menurut No To Dog Meat.

Perburuan kucing hitam yang dilakukan warga Vietnam dipicu oleh gambar dan video yang beredar luas di Internet.

Dalam gambar yang viral, menunjukkan pasta hasil olahan daging kucing dikemas dalam wadah untuk dijual. Gambar berikutnya menunjukkan bayi meminum ramuan tersebut.

No To Dog Meat juga memperoleh sebuah video, seekor kucing hidup dimasukkan ke tas lalu direbus dalam panci dengan air mendidih.

Video mengerikan lainnya, barisan kucing mati terlihat mengering di bawah sinar matahari setelah disembelih.

Pendiri No To Dog Meat, Julia de Cadenet mengatakan rekaman itu membuatnya naik pitam.

"Orang-orang di seluruh dunia dapat dimaklumi jika takut terhadap COVID-19, tetapi ini tidak mendukung kekejaman mengerikan yang ditimbulkan oleh orang-orang Vietnam terhadap kucing-kucing malang tersebut," kata Julia.

Baca Juga: Dua Stafsus Jokowi Mundur, Ketum GP Ansor: Bubarkan Saja, Tidak Berfaedah!

Ia menjelaskan bahwa tidak ada bukti apa pun bahwa makan kucing menyembuhkan virus corona. Kalaupun ada, perlakuan itu sangat kejam dan tidak dapat diterima bahkan bagi mereka yang makan daging.

"Di China ketika virus pertama kali pecah rumor menyebar bahwa hewan peliharaan dapat menyebarkan penyakit, ini menyebabkan banyak orang dan pihak berwenang menangkap hewan dan membunuh mereka," ujar Julia.

"Ketakutan manusia terhadap pandemi ini seharusnya tidak digunakan sebagai alasan untuk memperlakukan hewan-hewan yang tidak berdaya dengan kekejaman," imbuhnya.

Investigasi

Investigasi FOUR PAWS, badan alam hewan mengungkapkan bahwa penjualan daging anjing dan kucing meningkat. Bahkan layanan takeaway dan delivery untuk daging hewan itu juga bertambah sejak pandemi ini.

Pemesanan daging anjing dan kucing juga ditemukan dalam aplikasi pengiriman makanan di Vietnam dan Kamboja.

Dilaporkan, dokter di wilayah tersebut mendorong banyak orang untuk makan daging anjing dan kucing. Dokter di sana mengklaim bahwa daging hewan itu membantu melawan virus corona.

Dokter juga mempromosikan konsumsi daging anjing karena dianggap alami, tanpa bahan kimia, dan aman dikonsumsi.

Seorang penjual di Kamboja berkata, "Orang-orang di sini percaya, daging anjing baik untuk kesehatan dan membantu menangkal penyakit flu atau virus, seperti COVID-19".

Julia de Cadenet telah berkali-kali memperingatkan Pemerintah Inggris dan PBB bahwa produksi daging yang tidak bersih, seperti perdagangan daging anjing dan kucing dapat menyebabkan krisis kesehatan global.

"Mereka menyadari bahwa penyembelihan hewan secara hidup di pasar itu tidak sehat dan bahwa konsumsi manusia terhadap satwa liar dan spesies yang terancam punah harus berakhir," kata Julia.

"Cina baru-baru ini melarang makan satwa liar dan secara resmi mengakui anjing dan kucing sebagai hewan peliharaan, bukan makanan tetapi lebih banyak yang harus dilakukan di seluruh Asia".

"Di Vietnam dan Indonesia, praktik makan anjing, kucing, dan satwa liar eksotis masih sangat lazim. Para pedagang telah mempromosikan daging 'eksotis' sebagai obat untuk virus corona," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI