Ribuan Warganya Meninggal karena Corona, Presiden Brasil: Lalu Kenapa?

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 05 Mei 2020 | 20:14 WIB
Ribuan Warganya Meninggal karena Corona, Presiden Brasil: Lalu Kenapa?
[BBC]

Tapi komentar presiden terbaru "So what?" bahkan membuat beberapa pendukungnya marah.

'Ceroboh'

Guilherme Rolim adalah seorang dokter gigi berusia 36 tahun yang mengatakan ia memilih Bolsonaro dalam pemilihan umum 2018 karena menginginkan "perubahan".

Rolim mengatakan kepada BBC Brasil bahwa dia menganggap pilihannya sebuah "kejahatan yang perlu" tetapi, setelah kehilangan ayahnya karena Covid-19, dia kecewa dengan penanganan Covid-19 oleh pemerintah.

"Bolsonaro adalah orang yang ceroboh. Pernyataan ini membuktikan dia tidak bertanggung jawab dan membahayakan. Presiden bermain-main dengan sesuatu yang sangat serius," katanya.

"Sebagai seorang anak yang kehilangan ayahnya karena virus, saya takut pada hal-hal yang dikatakan presiden. Mungkin dia mengatakan itu karena dia tidak pernah kehilangan orang yang dicintainya, dia belum merasakan sakit luar biasa yang ditimbulkan dari kehilangan ini."

Di negara-negara bagian seperti Sao Paulo dan Rio de Janeiro, langkah-langkah karantina diperluas, dan gubernur setempat mengkritik Bolsonaro.

Virus corona juga masuk ke ranah politik ketika Bolsonaro memecat menteri kesehatannya yang populer, Luiz Henrique Mandetta, bulan lalu, karena perbedaan pendapat terkait cara menghadapi virus corona.

Dia menggantikan Mandetta dengan Nelson Teich, seorang ahli onkologi yang merupakan CEO beberapa klinik swasta dan sekarang menjadi mitra konsultan layanan kesehatan.

Baca Juga: Sebut Pandemi Covid-19 Akal-akalan Media, Akun Anak Presiden Brasil Dicekal

Sikap presiden terhadap virus corona sejalan dengan sekelompok warga di Brazil, khususnya di kalangan pebisnis, yang khawatir dengan konsekuensi ekonomi dari karantina wilayah.

'Brazil tidak dapat berhenti'

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Datafolha pada tanggal 29 April mengatakan 52% orang Brasil percaya mereka harus harus tinggal di rumah saat pandemi. Angka ini turun dari 60% di awal bulan April.

Di kalangan masyarakat terkaya di negara itu, dukungan untuk peraturan karantina wilayah mencapai 39%.

Junior Durski, miliarder pemilik restoran Madero, memicu kemarahan publik setelah mengatakan pada bulan Maret: "Sekarang 5.000 orang akan mati karena virus corona dan kami tidak dapat menghindarinya. Kami tidak dapat menutup semuanya, bersembunyi dari musuh, dan tidak bekerja. "

Dia kemudian mengatakan bahwa kutipannya diambil di luar konteks.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI