Cek Fakta

Cek Fakta adalah bagian dari produk jurnalistik yang dikerjakan khusus oleh tim redaksi Suara.com dengan metode tersendiri. Selangkapnya di sini

CEK FAKTA: Benarkah Kakek Ini Makan Kapuk karena Kelaparan selama Pandemi?

Dany Garjito | Ruhaeni Intan
CEK FAKTA: Benarkah Kakek Ini Makan Kapuk karena Kelaparan selama Pandemi?
Kabar hoaks kakek Jahrani makan kapuk karena tak bisa makan (Turnbackhoax.id).

Beredar kabar kakek Jahrani dari Serang, Banten tak mampu makan hingga melahap kapuk selama pandemi. Benarkah demikian?

Suara.com - Belum lama ini beredar kabar seorang kakek memakan kapuk karena kelaparan di tengah pandemi. Kabar ini ramai beredar di media sosial dan menjadi perbincangan warganet. 

Informasi ini pertama kali beredar di Facebook. Salah seorang pengguna Facebook membuat narasi yang menjelaskan seorang kakek bernama Jahrani yang hidup sebatang kara di Kampung Pariuk, Desa Singamerta, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten memakan kapuk lantaran kelaparan.

Namun, benarkah demikian? Apakah informasi tersebut benar dan dapat dipercaya?

PENJELASAN

Baca Juga: 24 Tahun Jadi Honorer, Kakek Ini Resmi Jadi ASN, Tahun Depan Langsung Pensiun

Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, didapati temuan fakta bahwa tidak benar jika kakek bernama Jahrani memakan kapuk lantaran dirinya kelaparan.

Pasalnya, pihak Kementerian Sosial (Kemensos) telah memberikan klarifikasi. Melalui situs resmi kemsos.go.id, mereka merilis keterangan berjudul "Respon Cepat Kemensos Hadir Serahkan Paket Sembako Bantuan Presiden" yang menjelaskan bahwa Kakek Jahrani tidak kelaparan dan juga tidak memakan kapuk seperti yang ramai dikabarkan di media sosial.

"Makanan ada pak. Tidak benar makan kapuk. Ceritanya, ada keponakan yang biasa menunggu kakek Jahrani. Tetapi karena ada keluarga yang meninggal, ia pergi. Setelah ditinggal, kakek Jahrani merangkak keluar rumah sambil mulutnya ada kapuk," jelas Bakrah (40), keponakan Kakek Jahrani.

Ternyata, kakek Jahrani sering memasukkan kapuk ke dalam telinganya karena kondisi yang sudah renta. Namun, kapuk itu tidak dimakan. Tidak benar juga apabila kakek Jahrani menderita kelaparan karena sering menerima bantuan dari warga.

KESIMPULAN

Baca Juga: Aksi Bejat Kakek di Sukabumi, Cabuli Bocah SD Hingga 9 Kali

Dari penjelasan di atas, maka bisa dipastikan bahwa kabar mengenai kakek Jahrani yang kelaparan dan makan kapuk tidak benar. Informasi tersebut salah sehingga bisa dibilang kabar hoaks atau kabar bohong.

Catatan Redaksi:
Artikel ini merupakan bagian dari konten Cek Fakta Suara.com. Dibuat seakurat mungkin dengan sumber sejelas mungkin, namun tidak mesti menjadi rujukan kebenaran yang sesungguhnya (karena masih ada potensi salah informasi). Lebih lengkap mengenai konten Cek Fakta bisa dibaca di laman ini. Pembaca (publik) juga dipersilakan memberi komentar/kritik, baik melalui kolom komentar di setiap konten terkait, mengontak Redaksi Suara.com, atau menyampaikan isu/klaim yang butuh diverifikasi atau diperiksa faktanya melalui email [email protected].