India menyelesaikan pembangunan jalan ke sebuah landasan udara di Galwan pada Oktober lalu, dan keputusan New Delhi membangun infrastruktur di kawasan itu membuat Beijing marah.
Pembangunan jalan tersebut dalam pandangan Beijing bisa memperkuat kemampuan militer India bila terjadi konflik.
Awal Mei, ratusan tentara saling berhadapan di tiga lokasi dengan kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran.
"Menurut sumber India, bentrokan dimulai dalam pertemuan yang dihadiri oleh tentara kedua belah pihak yang bertemu untuk mencari upaya mengurangi ketegangan," kata Meera Ashar, direktur Institut Penelitian Asia Selatan di Australian National University kepada ABC.
"Dalam pernyataan yang dikeluarkan pejabat China, mereka menuduh bentrokan terjadi karena militer India melewat garis perbatasan LAC."
"Kedua pernyataan ini ada benarnya. Tentara India melewati garis perbatasan guna menghadiri pembicaraan yang berakhir tidak sesuai perkiraan."
Bagaimana keadaan medan konflik saat ini? China dan India terus membangun infrastruktur di daerah perbatasan.
Militer India mengatakan tentara mereka berada di kawasan pegunungan tinggi dengan suhu di bawah nol derajat Celsius.
"Konflik terjadi di Lembah Galwan," kata Dr Zhang.
Baca Juga: Seru, Honda Gelar Kejuaraan Balap Virtual OMR Secara Online
"Kawasan ini tidak cocok untuk dihuni manusia dalam jangka panjang, namun karena adanya pembangunan ekonomi dari kedua pihak dalam beberapa tahun terakhir, berbagai fasilitas mulai dibangun.
"Jadi bisa dikatakan kedua belah pihak sekarang memiliki kapasitas yang lebih besar dan berniat membangun berbagai infrastruktur lagi di sana."
Dr Zhang mengatakan kedua negara China dan India harus mencapai pemahaman yang sama, selain menghentikan semua kegiatan yang bisa dilihat sebagai usaha mengubah keadaan sekarang di daerah perbatasan, termasuk pembangunan infrastruktur.
"Karena kawasan perbatasan di garis LAC tidak jelas, kemungkinan lain untuk dipertimbangkan adalah membuat daerah penyangga, sekitar 10 kilometer dari masing-masing garis perbatasan dan personel militer tidak bisa terlibat," katanya.
Laporan tambahan oleh Samuel Yang dan James Oaten.