Pernikahan Berujung Maut di Semarang karena KUA Memberi Kelonggaran

Sabtu, 27 Juni 2020 | 14:54 WIB
Pernikahan Berujung Maut di Semarang karena KUA Memberi Kelonggaran
Pernikahan

Lantas bagaimana dengan orang-orang lain yang dinyatakan positif Covid-19?

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Abdul Hakam, mengatakan pihaknya meminta para OTG yang teridentifikasi positif itu untuk diisolasi mandiri dan terapi dengan mengkonsumsi obat.

Di kawasan tersebut juga dilakukan sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan.

"Per Rabu 25 Juni masih ada dua positif."

Adapun keluarga kedua mempelai juga melakukan isolasi mandiri dan melakukan swab test mandiri.

"Delapan orang dari pihak keluarga melakukan swab test mandiri dengan membayar Rp2,3 juta per orang dan hasilnya negatif semua," tegas Hamid, keluarga mempelai perempuan.

Pembelajaran penting

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Abdul Hakam, mengatakan peristiwa akad nikah di Tambakrejo ini menjadi pembelajaran penting bagi warga Semarang ketika ingin menggelar acara yang mendatangkan orang banyak.

Acara akad nikah tersebut digelar ketika Kota Semarang masih menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) Tahap III yang berlaku 8 Juni hingga 21 Juni 2020 seperti yang tertuang dalam Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan PKM dalam percepatan penanganan Covid-19 Kota Semarang.

Baca Juga: Ada Orang Ke-3 di Pernikahan Rio Reifan dan Henny Mona

Dalam PKM tahap III tersebut antara lain menyebutkan kegiatan sosial seperti pemakaman dan pernikahan tetap boleh dilakukan dengan pembatasan jumlah 30 orang dan harus menerapkan prosedur dan ketetapan kesehatan.

"30 itu jumlah maksimal. Tapi juga harus melihat kondisi ruangan. Luas atau sempit dan aturan jarak 1-2 meter harus terpenuhi," imbuh Hakam.

Kasus Covid-19 naik terus

Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Semarang dalam sepekan terakhir menunjukkan lonjakan.

Data Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat jumlah kasus positif Covid-19 per 18 Juni sebanyak 291 orang, naik menjadi 591 orang per 24 Juni yang tersebar di 16 kecamatan.

"Belum turun, ini masih naik terus. Jadi tidak ada kata lain warga harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan yang disiplin dan sustainable. Orang selama tiga bulan mungkin sudah bosan di rumah dan begitu keluar seperti euphoria. Makanya harus selalau diingatkan." Hakam mengingatkan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI