Masuk Musim Kemarau, Kualitas Air Bersih DKI Terancam Menurun

Selasa, 07 Juli 2020 | 12:27 WIB
Masuk Musim Kemarau, Kualitas Air Bersih DKI Terancam Menurun
Ilustrasi sungai. (Foto: Antara/Rivan Awal Lingga)

Suara.com - DKI Jakarta sudah mulai memasuki musim kemarau sejak bulan April lalu. Di masa ini, kualitas air bersih ibu kota terancam menurun karena berbagai faktor.

Direktur Utama Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya Priyatno Bambang Hernowo mengakui kualitas air menurun di Kali Krukut, sungai yang megalir dari Situ Citayam menuju Kanal Banjir Barat. Penyebabnya adalah peningkatan kadar amonia di musim kemarau.

Ia menyebut kadar amonia ini meningkat karena adanya indikasi pencemaran bahan organik yang berasal dari pembuangan limbah domestik atau industri. Namun secara volume, jumlah pasokan air tidak mengalami gangguan.

"Sebenernya kuantitasnya sama. Kalau tidak kemarau kan kondusif. Cuma, karena kemarau, jadi airnya menjadi sedikit. Jadi, kadar amonianya meningkat sampai angka 3," ujar Bambang saat dikonfirmasi, Selasa (7/7/2020).

Ia menyebut, kadar amonia yang lebih tinggi akan membuat pengolahan air bersih lebih lama dari biasanya. Proses yang memakan waktu lebih banyak membuat kemampuan produksi memungkinkan turun.

"Kalau amonia sampai 3, proses untuk pengolahannya waktunya lebih lama. Sehingga, kuantitas air bersih yang dihasilkan akan turun secara kapasitas, dari 400 liter per detik ini jadi 200 liter per detik," jelasnya.

Ia menyebutkan wilayah yang terkena dampak ini adalah Ragunan, Pasar Minggu, Manggarai Selatan, Kalibata, Gandaria Utara, Tebet Timur, Kebon Baru, Manggarai, Menteng Dalam, Cilandak Barat, Lebak Bulus, dan Melawai.

Kemudian, terdampak juga ke wilayah Pejaten Barat, Cipete Selatan, Kebagusan, Tanjung Barat, Pondok Pinang, Pela Mampang, Bukit Duri, Pejaten Timur, Pulo, Tebet Barat, Rawa Jati, Gandaria Selatan, dan Petogogan.

Solusinya, kata Bambang, siperlukan suplai air tambahan. Satuan Tugas (Satgas) Air Bersih PAM Jaya menambah dari IPA Pejompongan dan Pesanggarahan menuju IPA Cilandak.

Baca Juga: BNPB Ingatkan Warga Bersiap Hadapi Kemarau Saat Pandemi Corona

"Jadi, ada semacam subtitusi atau perubahan aliran. Ini yang saat ini sedang kita lakukan supaya tidak terjadi adanya short suplai. Karena, kan jaringannya harus diatur juga," pungkasnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI