"Oke silakan istikharah, tapi saya pun akan konfrontasi ke Kakang (Maman)," ujar RS.
Keesokan harinya, 11 Agustus RS kembali menghubungi Mahfud untuk menanyakan lagi ihwal kesiapan menjadi eksekutor pembunuhan. Ketika itu, RS menyerahkan teleponnya kepada tersangka Maman untuk berbicara langsung kepada Mahfud.
"Pak Mahfud kemarin gimana Pak Rosidi (RS) udah ada cerita-cerita belum?," tanya Maman.
"Sudah," jawab Mahfud.
"Kalau sudah siap besok berangkat," perintah Maman.
"Saya istikharah dulu," ucap Mahfud.
Singkat cerita pada 12 Agustus akhirnya Mahfud terbang dari Bangka Belitung menuju Jakarta. Dia dijemput oleh beberapa tersangka lainnya di Bandara Soekarno-Hatta. Keesokan harinya, Mahfud diantar oleh SY alias Syahrul mengeksekusi Sugianto dengan cara ditembak sebanyak lima kali hingga tewas.
Bagi Upah
Mahfud eksekutor penembak Sugianto sempat mempertanyakan asal usul uang Rp 100 juta yang diberikan kepadanya sebagai upah membunuh. Dia mempertanyakan terkait kehalalan uang tersebut.
Baca Juga: Diupahi Rp 100 Juta usai Bunuh Orang, Mahfud: Halal Gak Nih?
Dari hasil rekonstruksi diketahui, pada 14 Agustus 2020 tersangka Mahfud bersama AJ (56), RS (45), SY alias Syahrul (58) dan DW alias D (45) usai mengeksekusi Sugianto berkumpul di rumah tersangka R alias Maman di Lampung.
Ketika itu, Maman menyerahkan uang Rp 100 juta kepada Mahfud sebagai upah usai membunuh Sugianto.
"Tersangka Maman menyerahkan uang sebesar Rp 100 juta kepada tersangka Mahfud," kata Kanit IV Resmob AKP Noor Maghantara.
Namun, tersangka Mahfud tidak langsung menerima uang tersebut. Dia terlebih dahulu mempertanyakan asal-usul uang tersebut.
"Halal nggak nih, kalau halal saya terima," tanya Mahfud.
"Halal," jawab Maman.