Menurut Wirdhanto, tersangka Luthfiah juga melakukan hal serupa di tengah proses pemakaman korban. Ketika itu, karyawati Sugianto itu lagi-lagi berpura-pura kesurupan arwah bosnya dan menyampaikan keterangan yang sama bahwa pembunuhan tersebut berkaitan dengan persaingan bisnis.
"Itu diulangi lagi pada saat di tempat pemakaman," ungkap Wirdhanto.
"Dari situ kami melakukan tes poligraf juga dan ternyata hasilnya bahwa ada semacam kebohongan atau deception dari ahli poligraf Pus INAFIS," imbuhnya.
Salat Istikharah
DM alias Mahfud (50) tersangka pembunuhan berencana terhadap Sugianto sempat menolak menjadi eksekutor dengan alasan sudah taubat. Bahkan, Mahfud sempat melaksanakan salat istikharah sebelum akhirnya mengeksekusi Sugianto dengan cara ditembak.
Dari hasil rekonstruksi diketahui, pada 10 Agustus tersangka RS (45) awalnya menghubungi Mahfud melalui sambungan telepon. Ketika itu RS menghubungi Mahfud dengan niat menawarkan menjadi eksekutor pembunuh Sugianto.
"Pak Mahfud mau nggak bunuh orang?" kata RS dalam rekonstruksi.
"Mohon maaf Pak saya sudah taubat," jawab Mahfud.
Selanjutnya, RS pun menjelaskan bahwa tawaran tersebut merupakan perintah dari tersangka Maman yang merupakan suami siri tersangka Luthfiah otak daripada pembunuhan berencana terhadap Sugianto. Setelah itu, RS membujuk Mahfud dengan mengingatkan bahwa Maman merupakan sosok penerus perjuangan ayah Luthfiah selaku guru spiritual mereka.
Baca Juga: Diupahi Rp 100 Juta usai Bunuh Orang, Mahfud: Halal Gak Nih?
"Saya istikharah dulu Pak," jawab Mahfud.