Suara.com - Penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bandara Soekarno-Hatta telah memeriksa rekaman kamera pengintai atau CCTV untuk menulusuri ada atau tidaknya korban pelecehan seksual lainnya dari petugas rapid test cabul Eko Firstson Y.S. Pemeriksaan rekaman CCTV dilakukan pada data tiga bulan terkahir.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan berdasar hasil pemeriksaan data rekmanan CCTV selama tiga bulan terkahir tidak ditemukan adanya kasus serupa.
"Kita sudah koordinasi dengan pihak bandara untuk mundur tiga bulan, selama dia disana itu CCTV kita lihat selama tiga bulan CCTV ini tidak ada (kasus serupa) sama sekali yang kami temukan, hanya satu ini ya tapi masih kami dalami," kata Yusri di Polresta Bandar Soekarno-Hatta, Tanggerang, Senin (28/9/2020).
Yusri juga mengemukakan berdasar keterangan tersangka, tindakan pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap calon penumpang wanita berinisial LHI (23) merupakan yang pertama kali.
Kendati begitu, Yusri menyampaikan kepada masyarakat yang merasa menjadi korban daripada tersangka untuk segera melaporkan ke Polresta Bandara Soekarno-Hatta.
"Kami imbau apabila ada korban lain yang merasa jadi korban apalagi khusus para tersangka ini atau petugas disana segera lapor ke Polres Bandara Soetta akan kami tindaklanjuti," ujarnya.
Sejumlah fakta baru di balik kasus pelecehan seksual dan pemerasan yang dilakukan oleh Eko terhadap LHI sebelumnya diungkap oleh polisi.
Pertama, terungkap bahwa tersangka Eko sempat menjual telepon genggam atau handphone miliknya untuk melarikan diri dari Jakarta ke Sumatera Utara. Handphone tersebut dijual untuk modal ongkos Eko melarikan diri bersama seorang wanita berinisial E.
"Tersangka berniat melarikan diri dibuktikan dengan dijualnya dua HP untuk membiayai tersangka dan teman wanitanya," ungkap Yusri.
Baca Juga: Aksi Remas Payudara Viral di Medsos, Istri Pelaku Ternyata Tengah Hamil
Yusri menyebutkan bahwa Eko dan E melarikan diri menggunakan bus. Keduanya melarikan diri ke wilayah Balige, Toba Samosir, Sumatera Utara.