Isilop Trending, Aparat Berani Tangkap, Berani Pukul, Tapi Takut Direkam?

Jum'at, 09 Oktober 2020 | 10:26 WIB
Isilop Trending, Aparat Berani Tangkap, Berani Pukul, Tapi Takut Direkam?
Salah satu pengguna medsos mengubggah arogansi polisi. Istilah isilop menggema menjadi salah satu trending topic di media sosial Twitter. Isilop sendiri berasal dari kata polisi yang ejaannya ditulis dan dibaca secara terbalik. (Ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun, polisi bersikukuh dan merampas kamera jurnalis video Suara.com tersebut. Peter pun diseret sambil dipukul dan ditendang oleh segerombolan polisi tersebut.

"Saya sudah jelaskan kalau saya wartawan, tetapi mereka (polisi) tetap merampas dan menyeret saya. Tadi saya sempat diseret dan digebukin, tangan dan pelipis saya memar," kata Peter melalui sambungan telepon.

Setelah merampas kamera, memori yang berisi rekaman video liputan aksi unjuk rasa mahasiswa dan pelajar di sekitar patung kuda, kawasan Monas, Jakarta itu diambil polisi. Namun kameranya dikembalikan kepada Peter.

"Kamera saya akhirnya kembalikan, tetapi memorinya diambil sama mereka," ujarnya.

Kekinian Peter dalam kondisi memar di bagian muka dan tangannya akibat penganiayaan aparat kepolisian.

Di Semarang

Jurnalis Suara.com Muhammad Dafi Yusuf mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari aparat kepolisian. Ia dilarang merekam saat para petugas polisi membubarkan massa aksi demonstrasi di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Rabu (7/10/2020).

Selain melarang untuk mengabadikan momen unjuk rasa, polisi juga memaksa wartawan untuk menghapus sejumlah file gambar dalam bentuk video maupun foto yang diambil wartawan.

"Dilarang, ketika merekam massa aksi yang dipukuli, aku disuruh tidak merekam, dan video disuruh hapus," kata Dafi.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Janjikan Buruh Jatim Bisa Berdialog dengan Mahfud MD

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI