Warga Kawasan Kumuh Kelaparan saat Pandemi, Makan Tikus hingga Ular

Senin, 26 Oktober 2020 | 12:57 WIB
Warga Kawasan Kumuh Kelaparan saat Pandemi, Makan Tikus hingga Ular
IIustrasi Kawasan Kumuh. (Pixabay.com/vleyva)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dengan lebih dari 40.000 kasus infeksi dan 1.000 kematian, Myanmar menghadapi salah satu wabah virus coroa terburuk di Asia Tenggara, dan lockdown Yangon berujung pada ratusan ribu orang, seperti Ma Suu, tak memiliki pekerjaa dan sedikit dukungan.

Administrator lokal Myanmar, Nay Min Tun, mengatakan 40 persen keluarga di Hlaing Thar Yar telah menerima bantuan pemerintah, tapi karena banyak tempat kerja di tutup, warga menjadi lebih putus asa.

Anggota dewan setempat, Myat Min Thu menyebut bantuan pemerintah dan sumbangan pribadi sedang didistribusikan, tapi ia mengakui jumlahnya kurang, tak bisa mencakup semua orang.

Disebutkan, sepertiga dari 53 juta penduduk Myanmar dianggap sangat rentan terjerumus dalam jurang kemiskinan, bahkan sebelum pandemi Covid-19 dimulai.

Pemerintah Myanmar telah menawarkan bantuan paket makanan satu kali dan tiga hibah tunai masing-masing USD 15 atau sekitar Rp 220 ribu. Namun, penduduk menyebut hal itu tak akan cukup.

Sebuah survei oleh ONow Myanmar mengungkap lebih dari 2.000 orang di seluruh negeri pada April, 70 persen diantaranya telah berhenti bekerja dan seperempatnya telah mengambil pinjaman unutk makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya.

“Rumah tangga sudah sangat berutang untuk membayar perawatan medis, sekolah, menopang orang tua dan kelangsungan hidup sehari-hari, banyak yang harus melunasi pinjaman ini sebelum mereka dapat mulai mengeluarkan uang untuk keperluan apapun," kata Gerard Mccarthy dari Asia Research Institute Singapura.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI