Presiden Erdogan Dibuat Karikatur oleh Charlie Hebdo, Turki Ambil Tindakan

Kamis, 29 Oktober 2020 | 09:22 WIB
Presiden Erdogan Dibuat Karikatur oleh Charlie Hebdo, Turki Ambil Tindakan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Anadolu Agency/Turkish Presidency)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ketegangan antara Prancis dan Turki meningkat setelah Presiden Emmanuel Macron berjanji akan mengambil sikap yang lebih keras terhadap Islam radikal.

Presiden Erdogan meminta Turki untuk memboikot barang-barang Prancis dan mengatakan Macron membutuhkan pemeriksaan mental.

Kontroversi tersebut juga mengikuti janji Macron untuk membela sekularisme setelah insiden seorang guru dipenggal oleh seorang pria yang diduga Islam radikal.

Presiden Macron mengatakan bahwa Samuel Paty dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan Prancis, tetapi ia tidak akan melepaskannya.

Penggambaran Nabi Muhammad secara luas dianggap tabu dalam Islam, dan menyinggung umat Islam. Tetapi sekularisme negara adalah pusat identitas nasional Prancis.

Bukan hanya di Turki, kemarahan terhadap Prancis juga berkembang di seluruh dunia Muslim atas serangan yang dirasakannya terhadap Islam dan Nabi Muhammad.

Bentuk kemarahan tersebut diwujudkan dengan aksi protes, seruan untuk boikot produk Prancis, dan peringatan keamanan bagi warga Prancis di luar negeri.

Di Bangladesh, ratusan orang mengambil bagian dalam unjuk rasa anti-Prancis di luar Masjid Nasional Baitul Mukarram pada hari Rabu. Para pengunjuk rasa membakar patung Presiden Macron.

Sebuah kelompok agama di Malaysia menambahkan seruan agar produk Prancis dihapus dari toko mereka. Dewan Konsultatif Malaysia (MCC) mengatakan boikot itu akan mengirimkan pesan yang kuat ke Prancis.

Baca Juga: 'Musuhi' Islam, Erdogan Pertanyakan Kesehatan Mental Emmanuel Macron

Barang-barang Prancis telah ditarik dari rak-rak supermarket di Yordania, Qatar, Kuwait, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI