Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM mengungkapkan laporan investigasi mereka, atas kematian Pendeta Yeremia Zanambani (68) di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua pada 19 September 2020.
Berdasarkan hasil investigasi Komnas HAM, mengerucut ke satu nama terduga pelaku yakni wakil danramil, Alpius.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengungkapkan, Pendeta Yeremia disiksa sebelum ditembak dari jarak dekat saat memberi makan ternak babinya di Kampung Bomba.
Pelakunya diduga merupakan anggota TNI dari koramil persiapan Hitadipa, karena sudah dianggap terafiliasi dengan TPNPB/OPM dan dicap musuh TNI.
Kematian Pendeta Yeremia bermula dari penambakan hingga tewasnya Serka Sahlan oleh TPNPB/OPM pada 17 September 2020, senjatanya pun dirampas.
Setelah peristiwa itu, TNI mengumpulkan warga Hitadipa sebanyak dua kali pada pukul 10.00 dan 12.00 WIT, mereka meminta warga untuk meminta TPNPB/OPM mengembalikan senjata Serka Sahlan yang dirampas.
"Dalam pengumpulan massa tersebut, nama Pendeta Yeremia Zanambani disebut-sebut beserta lima nama lainnya dan dicap sebagai musuh salah satu anggota Koramil di Distrik Hitadipa," kata Chairul Anam saat jumpa pers virtual, Senin (2/11/2020).
![Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam. [Suara.com/Stephanus Aranditio]](https://media.suara.com/pictures/original/2019/12/09/94806-komisioner-komnas-ham-mohammad-choirul-anam.jpg)
Tak lama setelah pertemuan itu, sekitar pukul 13.10 WIT, terjadi penembakan terhadap salah seorang Anggota Satgas Apter Koramil di pos Koramil Persiapan Hitadipa, Pratu Dwi Akbar Utomo hingga meninggal dunia pada pukul 16.45 WIT setelah dievakuasi ke RSUD Kabupaten Intan Jaya.
Satu tim TNI Koramil Hitadipa lainnya, yang terdapat Alpius Hasim Madi terus melakukan penyisiran untuk mencari senjata yang dirampas. Pergerakan Alpius ini terlihat oleh beberapa warga bahakan istri Pendeta Yeremia, Mama Miryam Zoani.
Baca Juga: Pembunuhan Pendeta di Papua Terkuak, Veronica Koman: Semua Kok Dianggap OPM
"Alpius disebut menuju kandang babi sekitar waktu penembakan terhadap korban (Yeremia)," sambungnya.
Tak lama melihat Alpius, sekitar pukul 17.50 WIT, Yeremia ditemukan sang istri di dalam kandang babi dengan posisi telungkup dan banyak darah di sekitar tubuh korban.
Di lengan kiri korban terdapat luka terbuka dan mengeluarkan darah, namun Chairul menyebut Yeremia meninggal bukan langsung karena luka ini.
"Menurut Ahli, penyebab kematian korban karena kehabisan darah. Hal ini dilihat dari luka pada tubuh korban yang bukan di titik yang mematikan dan korban masih hidup kurang lebih 5-6 jam pasca ditemukan," ungkap Chairul.
Chairul meyakini ada tindakan penyiksaan dan kekerasan terhadap Yeremia oleh terduga pelaku untuk meminta keterangan atau pengakuan terkait perampasan senjata atau keberadaaan TPNPB/OPM.
Chairul merinci, terdapat kondisi lengan kiri bagian dalam korban dengan diameter luka sekitar 5-7 cm dan panjang sekitar 10 cm merupakan luka tembak yang dilepaskan dalam jarak kurang dari satu meter dari senjata api.