Terungkap, Ada Operasi Baru di Medsos untuk Serang Wacana Papua Merdeka

Reza GunadhaABC Suara.Com
Rabu, 18 November 2020 | 13:56 WIB
Terungkap, Ada Operasi Baru di Medsos untuk Serang Wacana Papua Merdeka
Foto-foto profil media sosial buzzer untuk menyerang wacana Papua Merdeka. [ABC Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Buzzer berbayar untuk menyerang wacana agar rakyat Papua mendapat hak menentukan nasib sendiri guna merdeka dari Indonesia, kembali terjadi, demikian diberitakan ABC Indonesia.

Ratusan akun media sosial terdeteksi menyerang wacana Papua Merdeka secara daring, dengan modus menggunakan foto profil palsu dan berbahasa Belanda serta Jerman.

Akun-akun palsu tersebut, secara simultan menyebarkan pesan-pesan yang mendukung otonomi khusus.

Temuan terbaru ini dipaparkan oleh Benjamin Strick, peneliti Open Source, melalui situs website Bellingcat, sebuah organisasi kolaborasi peneliti, penyelidik dan jurnalis warga yang tersebar di lebih dari 20 negara.

"Operasi media sosial ini belum bisa kami kaitkan kepada suatu pihak, karena hal itu merupakan aspek paling sulit dalam investigasi kami," ujar Benjamin ketika dihubungi, Selasa (17/11/2020).

"Namun satu hal yang bisa saya pastikan yaitu adanya jejak dari jaringan ini, misalnya desain grafis video di YouTube, infografis di Facebook, dan gambar di Twitter, kesemuanya memiliki kesamaan desain dengan apa yang kami temukan tahun lalu," jelasnya kepada Farid M. Ibrahim dari ABC Indonesia.

Dikatakan, Bellingcat tak butuh waktu lama untuk menemukan sejumlah akun yang pengikutnya hanya beberapa orang, yang menyebar tagar ini dengan memberikan tautan ke beberapa situs website yang sama.

Artikel-artikel yang mereka sebarkan, jelas Benjamin, umumnya berisi dukungan pada otonomi khusus bukan kemerdekaan Papua.

Bellingcat menyatakan pihaknya telah melaporkan akun-akun ini ke pihak Twitter, Facebook, Instagram dan YouTube.

Baca Juga: Operasi Medsos Kembali Terlacak Berusaha Alihkan Isu Papua Merdeka

Sejauh ini pihak Twitter menyatakan telah menghapus akun-akun dimaksud sesuai dengan kebijakan manipulasi dan spam. Sedangkan YouTube dan Facebook, yang juga mengelola Instagram, belum memberikan tanggapan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI