Suara.com - Dokter wanita di India yang bekerja di telekonsultasi dilaporkan mengalami pelecehan seksual dan pihak perusahaan berusaha menyembunyikan kasus tersebut.
Menyadur Times of India, Selasa (29/12/2020) sebuah situs yang menawarkan konsultasi dokter 24x7 telah menjadi situs pelecehan seksual terhadap dokter wanita.
Para pasien dilaporkan menggoda, bermasturbasi, atau melakukan percakapan tidak senonoh dengan menyamar sebagai pasien wanita.
Alih-alih melaporkan insiden tersebut ke polisi dan memastikan bahwa tindakan diambil terhadap para pelaku, pihak perusahaan justru mencoba merahasiakannya sambil melakukan beberapa tindakan pemeriksaan internal.
Sesuai dengan peraturan di India mengenai konsultasi telemedicine pada bulan Mei menyebutkan bahwa "baik pasien dan praktisi medis terdaftar (RMP) perlu mengetahui identitas satu sama lain". Ini tidak diikuti oleh kebanyakan situs web.
Pasien yang melakukan pelecehan tersebut mendaftar dengan beberapa nomor ID berbeda dan menggunakannya untuk mengganggu dokter wanita.
Mereka memalsukan dengan mengaku sebagai wanita dan para dokter sering kali menyadari hal tersebut setelah mereka mulai menanganinya.
Jika 'pasien' diblokir setelah melecehkan satu dokter, dia akan menargetkan dokter lain karena situs tersebut tidak mengidentifikasi pasien dan memblokir mereka atau mengajukan laporan ke pihak berwajib mengenai pelecehan.
"Ini sangat traumatis, terutama saat pertama kali terjadi. Sebagian besar panggilan tersebut terjadi pada malam hari dan sekarang kami telah meminta perusahaan untuk menempatkan dokter pria yang dapat dipanggil pada malam hari," buka seorang dokter wanita yang menjadi korban pelecehan.
Baca Juga: Sah! Tesla Siap Bikin Pabrik di India, Tahapannya Begini
Baik Practo dan Dhani, penyedia jasa telekonsultasi, dokter yang bekerja untuk perusahaan tersebut telah mengalami pelecehan seksual dari pasien.
Menurut pengakuan dokter, ada sekelompok pria yang berbicara tidak pantas kepadanya atau membuat gerakan vulgar.
Dalam beberapa kasus, para pelaku pelecehan juga menelusuri media sosial seperti Facebook dan Instagram para dokter wanita tersebut. Para pelaku mengirimkan permintaan pertemanan dan meminta nomor pribadi dokter-dokter wanita tersebut.
"Ini tidak bisa dinormalisasi sebagai bagian dari pekerjaan kami. Kami sekarang lebih berhati-hati dan dapat merasakan ketika seseorang bukan pasien yang tulus dan segera memutuskan panggilan, memblokir orang tersebut dan memberi tahu perusahaan," kata seorang dokter yang bekerja untuk Dhani.
Para dokter wanita tersebut juga mengaku jika mereka tidak menjawab panggilan dari calon pasien, mereka tidak mendapat komisi.
Dhani membayar gaji bulanan dokter hingga 45.000 rupee (Rp 8,6 juta) ditambah komisi untuk setiap konsultasi. Di Practo, dokter dibayar 64 rupee (Rp 12.000) untuk setiap konsultasi.