Suara.com - Dua terduga teroris masing-masing bernama Rizaldi dan Ajiz ditembak mati aparat polisi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dulu, mereka dikenal baik oleh warga sekitar.
Ketua RT 3, RW 10, Perumahan Villa Mutiara Cluster Biru, Makassar, Iwan, mengatakan Rizaldi dulu bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
"Dari dulu memang dia punya usaha bisnis jualan bubur, nasi sama bensin. Sejak tinggal di sini," kata Iwan.
Rizaldi tinggal di perumahan itu sejak 2015. Dia pernah menjadi pengurus masjid perumahan. Tetapi lama-lama, setelah dia punya kelompok pengajian sendiri, agak berjarak dengan warga perumahan.
"Setelah masuk dia di kelompok itu, dia juga menghindar dari kita dan kita juga," kata Iwan.
Rizaldi lebih banyak bergaul dengan anggota kelompok pengajian yang berasal dari luar Perumahan Villa Mutiara Cluster Biru.
"Iya, dia mempunyai pengajian sendiri. Kalau hari Minggu sore sampai malam di rumahnya," kata dia.
"Kelompoknya banyak, kurang lebih puluhan."
Demikian juga Ajiz yang baru tinggal selama tiga tahun belakangan ini di perumahan itu. Dia mengambil jarak dengan warga sekitar, dan dia punya kelompok pengajian sendiri yang mayoritas anggotanya perempuan.
Baca Juga: Penggerebekan Rumah Terduga Teroris di Makasar
"Kalau kita tanya ada apa ini pak? Dia bilang ada sedikit pertemuan majelis taklim. Jadi saya tanya majelis taklim bagaimana? Dia bilang khusus kelompok ibu-ibu di sini. Bukan orang kompleks. Kalau kelompoknya (Ajiz) itu, rata-rata ibu-ibu di situ," kata Iwan.
Aktivitas Rizaldi dan Ajiz rupanya dipantau Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.
Sebenarnya warga sekitar juga menaruh curiga dengan kegiatan mereka.
Sampai pada Rabu (6/1/2021), pagi, anggota Densus 88 Anti Teror Mabes Polri bersama Polda Sulawesi Selatan dan Polrestabes Makassar datang ke rumah mereka dan melakukan penangkapan.
Warga kaget setelah mendengar suara tembakan. Iwan segera ke luar dari rumah hendak memeriksa situasi.
"Ini kita bangun karena ada suara tembakan. Kira-kira setengah enam pagi. Ada beberapa kali tembakan. Saya tidak bisa hitung. Saat kejadian langsung keluar rumah, tapi sampai di sini kita disuruh masuk. Karena ada anggota Densus langsung disuruh masuk," katanya.