Aung San Suu Kyi Ditangkap, Isu Kudeta dan Tuduhan Politik Curang

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 01 Februari 2021 | 07:23 WIB
Aung San Suu Kyi Ditangkap, Isu Kudeta dan Tuduhan Politik Curang
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi berpidato mengenai komunitas Rohingya di Naypyidaw, 19 September 2017. [Ye Aung THU/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh senior lainnya dari partai berkuasa ditangkap dalam penggerebekan dini hari, hal itu dikatakan juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Senin (1/2/2021).

Beberapa bulan terakhir, suhu politik di Myanmar memang tengah memanas. Hal itu setelah muncul isu militer akan melancarkan kudeta. Hal itu memaksa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan sejumlah kedutaan besar Barat di negara itu bereaksi.

Dilansir Antara yang mengutip Reuters, militer Myanmar menyebutkan bahwa pemilu di Myanmar diwarnai kecurangan.

Juru bicara Myo Nyunt melalui telepon mengatakan bahwa Suu Kyi, Presiden Win Myint dan sejumlah pemimpin lainnya "dibawa" pada dini hari.

"Saya ingin memberitahu masyarakat kami untuk tidak langsung menanggapi (kejadian itu) dan saya ingin mereka bertindak sesuai hukum yang ada," katanya, mengaku bahwa dirinya kemungkinan juga bakal ditahan.

Kekhawatiran Barat

"Kami menegaskan dukungan kami kepada transisi demokratik di Myanmar dan upaya-upaya mempromosikan perdamaian, hak asasi manusia dan pembangunan di negara ini," ujar negara-negara Barat itu dalam pernyataan bersama yang dilansir Antara dari Reuters.

"Kami menantikan sidang parlemen yang damai pada 1 Februari dan pemilihan presiden dan ketua parlemen,” sambung pernyataan bersama yang ditandatangani Denmark, Ceko, Finlandia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol, Swedia, Swiss, Inggris, AS, Norwegia dan Selandia Baru itu.

"Kami mendesak militer dan semua pihak di negara ini agar mematuhi norma-norma demokrasi dan kami menentang setiap upaya mengubah hasil pemilu atau merintangi transisi demokrasi di Myanmar."

Baca Juga: Pembela Myanmar Dalam Kasus Rohingya Aung San Suu Kyi Ditangkap

PBB dan Barat cemas setelah militer Myanmar mengisyaratkan akan mengambil tindakan jika keluhan mereka mengenai kecurangan dalam pemilu 8 November 2020 tidak ditanggapi oleh komisi pemilihan umum (UEC). Pernyataan ini ditafsirkan sebagai prolog untuk kudeta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI