Kisah Korban Penyiksaan Suriah yang Temukan Keadilan di Jerman

Kamis, 25 Februari 2021 | 15:20 WIB
Kisah Korban Penyiksaan Suriah yang Temukan Keadilan di Jerman
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Luna Watfa sebelumnya dipenjara oleh dinas rahasia Suriah atas perjuangannya mengungkap ketidakadilan. Kini, Luna menemukan keadilan lewat persidangan kasus kejahatan terhadap kemanusiaan di pengadilan Koblenz, Jerman.

Luna (bukan nama asli) menghabiskan lebih dari 60 hari menanti jawaban atas keadilan untuknya.

"Saya ingat apa yang terjadi pada saya," katanya.

"Ketika saya harus mendengar detail yang sama tentang penyiksaan dari para saksi, itu sangat sulit bagi saya."

Pada April 2020, dua mantan anggota dinas rahasia Suriah diadili di pengadilan Koblenz atas kejahatan terhadap kemanusiaan.

Vonis di Kota Koblenz menandai pertama kalinya pengadilan memutuskan perkara penyiksaan yang terjadi di luar negeri.

Seorang saksi lainnya, mengisahkan penganiayaan berat yang dilakukan oleh seorang penjaga yang juga menyiksa Luna.

Di ruang tamu rumahnya di Koblenz, Luna bercerita tentang hidupnya di Suriah 10 tahun lalu.

Dia berbicara tentang kondisi penjara yang menyedihkan. Dia dipenjara bersama 20 perempuan lainnya di dalam ruangan sempit berukuran 10 meter persegi.

Baca Juga: Pengadilan Jerman Jatuhkan Putusan Bersejarah Terkait Penyiksaan di Suriah

Kejahatan terhadap kemanusiaan

Luna berada di pengadilan pada hari Rabu (24/02), ketika putusan pertama diumumkan. Dia tidak pernah melewatkan satu hari pun proses persidangan.

Salah satu saksi adalah pria yang Luna sebut "Penggali Kubur". Dia muncul pada pertengahan September secara anonim atas alasan keamanan keluarga, itulah sebabnya dia diperkenalkan sebagai saksi "Z 30/07/19" dalam persidangan.

Mantan pegawai administrasi pemakaman Damaskus itu menggambarkan bagaimana dia dipaksa dinas intelijen Suriah untuk mengangkut mayat dan menguburnya di kuburan massal.

Dia harus melakukan pekerjaan tersebut beberapa kali dalam sepekan.

Ratusan mayat yang dilihatnya menunjukkan tanda-tanda pelecehan berat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI