Lalu ada saksi "foto Caesar", seorang fotografer militer Suriah yang selama dua tahun harus mengambil foto orang-orang yang tewas dalam tahanan untuk digunakan mengurus birokrasi kematian negara, namun diam-diam ia membuat salinannya.
Foto-foto itu diselundupkannya ke luar negeri dan diserahkan ke Kantor Kejaksaan Federal Jerman.
Markus Rothschild, seorang ahli patologi forensik dari Cologne, menganalisis puluhan ribu foto orang-orang yang disiksa, beberapa meninggal akibat kelaparan, dan mempresentasikan temuannya di ruang sidang Koblenz selama dua hari pada awal November 2020.
Ibu rumah tangga, jurnalis warga, dan narapidana
Luna bersikap apolitis sebelum demonstrasi pertama melawan rezim Bashar al-Assad terjadi pada Maret 2011.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi di negara ini. Saya tidak mendukung pemerintah atau menentangnya," katanya.
Tetapi kemudian lulusan hukum itu mulai membaca buku-buku tentang sejarah Suriah dan tentang kejahatan keluarga Assad.
Wawasan itu akhirnya membuatnya mengerti mengapa orang-orang turun ke jalan.
Setelah sekitar lima bulan membaca dengan intens, Luna ikut serta dalam aksi demonstrasi.
Baca Juga: Pengadilan Jerman Jatuhkan Putusan Bersejarah Terkait Penyiksaan di Suriah
Dia membantu pengungsi dari daerah lain yang datang ke Damaskus.
Atas saran seorang teman, Luna menjadi jurnalis warga. Selama setahun, dia mempelajari tentang jurnalisme online, dibantu oleh organisasi Suara Suriah.
Dengan nama samaran Luna, dia memulai program di sebuah stasiun online pada pertengahan 2013.
"(Menyebarkan informasi) tentang mayat yang ditemukan di Damaskus," kenangnya.
"Tapi tidak ada yang tahu siapa mereka. Saya menyebarkan informasi tentang orang-orang ini, dan ketika kerabat mendengarnya, mereka bisa menelepon dan berkata, 'Ini ayah atau anak saya.'"
Luna juga menginformasikan serangan senjata kimia di pinggiran Damaskus, Ghouta Timur pada Agustus 2013.