Kisah Cinta Dua Orang Tunanetra

Siswanto Suara.Com
Senin, 19 April 2021 | 08:00 WIB
Kisah Cinta Dua Orang Tunanetra
ILUSTRASI: Kisah cinta dua orang tunanetra (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Yani mengakui memang suatu hari pernah menerima kiriman puisi dari Bakat. Menurut Yani, surat itu bukan surat cinta sebagaimana diceritakan Bakat.

“Tapi nggak pernah saya respons, nggak pernah saya balas. Waktu itu saya belum ada rasa apa-apa, wong tujuan saya waktu itu ke asrama mau sekolah,” kata Yani.

Kesan Yani pada waktu itu, Bakat seorang yang pandai mengarang puisi. Dia mendapat kesan demikian karena Bakat mampu mengungkapkan berbagai hal melalui kata-kata puitis.

Modus masuk asrama putri

Di pusat pendidikan tersebut, murid-murid ditempa dengan berbagai ilmu pengetahuan.

Bakat dan Yani semakin rutin ketemu dalam berbagai kegiatan pendidikan. Bakat waktu itu sering pula mengajari anak-anak yang baru masuk asrama untuk menulis huruf braille, Yani tak pernah ketinggalan.

Di saat itu pula, Bakat makin kesengsem dengan anak Boyolali itu.

Di dalam asrama berlaku peraturan bagi seluruh penghuni, anak lelaki dilarang memasuki asrama perempuan, begitu juga sebaliknya.

Tapi pada suatu hari terjadi peristiwa yang menurut Yani memang sengaja dilakukan oleh Bakat untuk mencuri perhatiannya.

Baca Juga: Kisah Tunanetra: Hilang Penglihatan, Putus Asa sampai Temukan Titik Balik

“Eh, dianya acting pergi ke rumah teman, (karena keluar asrama) terus kan dihukum disuruh ngisi air kamar mandi asrama putri sampai penuh. Eh terus gitu pas dia lagi jalan sayanya ditabrak dan diguyur pakai air. Kan sama-sama nggak bisa ngelihat, mungkin nggak sengaja juga,” kata Yani. Mengingat-ingat peristiwa itu, Yani tertawa.

Di pusat pendidikan cabang Pajang, Yani tumbuh menjadi murid perempuan berprestasi dan namanya semakin banyak diperbincangkan.

Suatu kali dia pernah diikutkan ke dalam lomba prakarya dengan peserta se-karesidenan Surakarta. Hasil akhirnya, Yani berhasil menggondol juara lomba kategori merangkai bunga.

Sementara Bakat juga semakin terkenal. Selain dikenal jago merangkai kata-kata puitis -- setidaknya di kalangan tunanetra perempuan -- dia pernah mewakili tunanetra mengikuti lomba cerdas cermat P4 di stasiun TVRI Yogyakarta.

“Jadinya kayak dianakemaskan gitu. Kalau di asramakan itu kalau punya prestasi terus dideket-deketin (dijodoh-jodohkan) gitu. Dia pintar bikin puisi, saya bisa prakarya rangkaian bunga,” kata Yani.

Main ke rumah pujaan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI