"Presiden mengajak Vietnam untuk turunkan hambatan baik di bidang dagang dan investasi," tuturnya.
Kemudian ketiga, Jokowi menekankan pentingnya percepatan perundingan perbatasan zona ekonomi ekslusif (ZEE). Perundingan tersebut telah berlangsung 11 tahun.
"Presiden menekankan pentingnya untuk mempercepat penyelesaian perundingan dan presiden menyarankan agar tim teknis kedua negara dapat segera berunding kembali dan menyelesaikan negoisasi," kata dia.
Selanjutnya isu keempat yakni terkait dengan perkembangan situasi di Myanmar. Retno menyampaikan Jokowi dan PM Vietnam melakukan tukar pandangan situasi terakhir di Myanmar dan menyampaikan keprihatinan atas berlangsungnya kekerasan dan jatuhnya kroban jiwa.
Vietnam juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia yang menginisiasi ASEAN Leaders Meeting atau ALM. "PM Vietnam menyampaikan bahwa kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar," ucap dia.
Lebih lanjut, Retno menuturkan mengenai isu Myanmar, Jokowi menyampaikan posisi Indonesia sejak awal memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar.
"Kekerasan dan penggunaan senjata harus dihentikan, sehingga korban tidak bertambah. Dan dialog inklusif harus dilakukan agar demokrasi, keamanan dan perdamaian serta stabilitas dapat segera dikembalikan di Myanmar," tutur Retno.
Kedua pemimpin dalam pertemuan bilateral berharap ALM esok hari dapat menghasilkan kesepakatan yang terbaik bagi Myanmar.
"Bapak presiden menekankan bahwa ALM ini semata dilakukan atau diselenggarakan untuk kepentingan rakyat Myanmar," katanya.
Baca Juga: Jozeph Paul Zhang Pengin Presiden Jokowi Menyebut Namanya