Presiden Vladimir Putin: Vaksin Covid-19 Sputnik V Seperti Senapan AK-47

Jum'at, 07 Mei 2021 | 17:38 WIB
Presiden Vladimir Putin: Vaksin Covid-19 Sputnik V Seperti Senapan AK-47
Vaksin Sputnik V milik Rusia. (Anadolu Agency/Sefa Karacan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menyamakan vaksin Covid-19 buatan negaranya dengan senapan serbu Kalashnikov, versi pertamanya yang biasa dikenal AK-47.

Menyadur Newsweek, Jumat (7/5/2021) Putin dikutip dari Interfax, sebuah kantor berita independen Rusia, mengatakan vaksin Rusia "sangat modern dan tanpa diragukan lagi paling dapat diandalkan dan paling aman saat ini."

"Seperti yang dikatakan seorang ahli Eropa, mereka dapat diandalkan sebagai senapan serbu Kalashnikov. Saya pikir dia benar," jelas Putin.

Senapan Kalashnikov, yang juga dikenal sebagai AK-47, dikembangkan di Uni Soviet setelah Perang Dunia II dan tetap menjadi salah satu senapan yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Pernyataan Putin muncul setelah vaksin Covid-19 buatan Moderna dinobatkan sebagai yang terbaik di dunia, mengalahkan Sputnik V dan Pfizer-BioNTech Rusia, pada Kongres Vaksin Dunia pada hari Kamis (6/5).

"Saya memahami bahwa pasar dunia telah memutuskan untuk mendukung vaksin Amerika Moderna, yang bersaing secara agresif dengan perusahaan Amerika-Eropa lainnya Pfizer," jelas Putin.

Putin juga menjelaskan jika terlalu dini untuk mengatakan vaksin Covid-19 mana yang menyabet predikat terbaik di dunia.

Putin merupakan salah satu pendukung vokal vaksin Covid-19 Sputnik V sejak resmi digunakan di Rusia mulai musim panas lalu.

Tidak seperti Moderna, vaksin Rusia bukanlah vaksin mRNA. Sputnik V menggunakan teknologi vektor adenovirus, jenis yang sama digunakan oleh AstraZeneca-Oxford dan Johnson&Johnson.

Baca Juga: Kemenkes Janjikan Insentif Nakes Relawan Wisma Atlet Cair Sebentar Lagi

Alexander Gintsburg, ketua penanggulangan Covid-19 Rusia, setuju dengan pernyataan Putin dan menyebut keputusan dari Kongres Vaksin Dunia sebagai "pilihan yang aneh."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI