“Yang bikin stres, kadang-kadang kita pada saat ditarget kerjaan harus selesai, terbentur dengan ormas. Ormas main stop kerjaan untuk minta uang yang tinggi. Sedangkan kalau dari perusahaan itu dia nggak mungkin naikin budget, ibaratnya dari tender ini budget untuk ormas hanya Rp10 juta, pada saat di lapangan misalnya mesti keluar anggaran lebih, kantor sudah nggak mau tanggungjawab, harus segitu.”
Luther mengatakan mengurus perizinan membutuh waktu dan benar-benar menguras kesabaran.
“Bagian yang lama itu sebenarnya perizinan.”
Mendapatkan izin resmi dari pemerintah untuk satu proyek saja membutuhkan waktu sekitar dua bulan sampai tiga bulan, padahal pengerjaan proyek biasanya hanya sekitar satu bulan.
Belum lagi mengurus perizinan untuk private area (developer atau perorangan) bisa lebih rumit lagi.
“Kalau perorangan ini kan tergantung mood dia, terlalu kita kejar, dia bete dan malas nanggepin. Kita diemin khawatirnya tidak diproses. Jadi serba salah, sementara kita ini kan ada batas waktu proyek.”
Ditambah lagi urusan dengan ormas, LSM, maupun berbagai premanisme di lapangan.
Tahun 2020, di usia 36 tahun Luther memutuskan untuk pensiun dari dunia kontraktor telekomunikasi, walaupun harus merelakan kedudukan yang bagus serta fee yang menarik setiap bulannya. Dia benar-benar sudah muak menghadapi para pemeras.
“Intinya saya sudah lelah, sudah bosan dengan dunia kontraktor,” katanya seraya kembali meracik kopi, melayani customer.
Baca Juga: Kisah Penjaga Makam: Menjawab Apa Saja yang Terjadi di Kuburan