Ngeri! Penculikan Anak Jadi Taktik Perang Negara di Afrika Ini

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 09 Juni 2021 | 11:38 WIB
Ngeri! Penculikan Anak Jadi Taktik Perang Negara di Afrika Ini
Seorang siswa korban penculikan di Nigeria menangis saat bertemu keluarga. (Foto: AMINU ABUBAKAR/AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Ada jumlah yang sangat tinggi dari anak-anak tanpa pendamping (yang) sangat rentan terhadap semua jenis perlakuan buruk dan eksploitasi," kata James Matthews, wakil kepala misi ICRC di Maputo.

Anak-anak tidak hanya direkrut oleh angkatan bersenjata dan kelompok sebagai pejuang. Mereka juga digunakan sebagai informan, penjarah, utusan, mata-mata, dan sebagai budak domestik atau seksual.

"Situasi untuk anak-anak di (provinsi paling utara) Cabo Delgado sangat genting," kata Mohamed Malick Fall, direktur regional Afrika timur dan selatan untuk badan anak-anak PBB UNICEF.

Dia mengatakan organisasi itu mencari akses yang lebih baik ke daerah itu untuk mengonfirmasi laporan pemerkosaan, pembunuhan, dan pencederaan.

Risiko jangka panjang bagi tentara anak termasuk perubahan kepribadian yang bertahan lama, kesulitan membentuk hubungan yang langgeng, kilas balik terkait trauma dan kemungkinan penolakan oleh anggota keluarga, kata Briggs.

"Setiap hari yang dihabiskan oleh anak-anak yang diculik di luar komunitas mereka adalah kejadian yang terlalu banyak, dan risiko pelecehan, pernikahan dini, dan kehamilan meningkat seiring bergulirnya waktu," kata Briggs, seraya mendesak semua pihak untuk memprioritaskan keselamatan anak. (Sumber: Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI