Dikenal Sebagai Pendiri Sekte Salamullah, Lia Eden Pernah Dapat Segudang Penghargaan

Rabu, 23 Juni 2021 | 10:33 WIB
Dikenal Sebagai Pendiri Sekte Salamullah, Lia Eden Pernah Dapat Segudang Penghargaan
Lia Eden

Suara.com - Pimpinan jemaah Salamullah, Lia Aminuddin atau akrab disapa Lia Eden meninggal dunia, Jumat (9/4/2021) lalu. Ia dikremasi di Rumah Duka Grand Heaven Pluit, Jakarta Utara beberapa hari setelahnya.

Abu jenazah wanita yang lahir pada 21 Agustus 1947 tersebut dilarung di sekitar kawasan Pantai Ancol Jakarta Utara, Senin (12/4/2021).

Kendati sempat menuai pro kontra karena aliran yang didirikannya, Lia Eden ternyata pernah mendapat segudang penghargaan dari berbagai pihak.

Daftar penghargaan Lia Eden pendiri kerajaan Tuhan tersebut dibagikan oleh akun Facebook Perpustakaan Nasional RI, Rabu (23/6/2021).

Lia Eden sebelumnya dikenal sebagai pengusaha bunga kering. Kemahirannya dalam merangkai bunga kering tak terpisahkan dari nasib sang suami yang masyk penjara.

Suami Lia Eden dikabarkan ditahan pada 1974 karena sehubungan dengan peristiwa Malari. Sejak saat itu, dia mulai mengembangkan kemampuan merangkai bunga kering.

"Setiap menjenguk suaminya bunga. Lia mencari akal agar bunga itu tahan lebih lama," tulis keterangan akun itu seperti dikutip Suara.com.

Lia Eden pernah diberikan beberapa penghargaan (Facebook/PerpustakaanNasionalRI).
Lia Eden pernah diberikan beberapa penghargaan (Facebook/PerpustakaanNasionalRI).

Lia Eden melakukan berbagai cara agar bunga bisa awet di tangan suami yang mendekam di balik jeruji besi. Salah satunya menjadikan bunga tersebut sebagai hiasan yang diselipkan di halaman-halaman buku.

Ternyata momen tersebut membuat Lia Eden terinspirasi dan kemudian memulai karir sebagai perangkai bunga kering.

Baca Juga: Viral Lapak Wanita Dirusak Pedagang Sebelah: Saya Cuma Jualan, Apa Salahnya

Sebagai perangkai bunga kering, Lia Eden bahkan dikabarkan ikut berpartisipasi memberikan pengajaran kepada para napi untuk membuat kreasi serupa.

"Sejak itu dia mulai mengajari para napi membuat bunga kering dan membuat huruf-huruf arab dengan bunga kering di atas kartu," ujarnya.

Memasuki era 1980-an dan 1990-an, Lia Eden ternyata mendapatkan beberapa penghargaan atas sepak terjangnya.

Berdasarkan koleksi surat kabar langka Perpustakaan Nasional RI, Lia Eden pernah mendapatkan upakarti dari Departemen Perindustrian.

Selain itu, pada 1898 Lia Eden terpilih sebagai tokoh Wanita Indonesia oleh Kowani dan Menteri Negara Peranan Wanita.

Lebih lanjut, Lia Eden pada 1991 juga terpilih sebagai salah seorang Wanita Teladan Indonesia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI