Suara.com - Korea Utara telah secara terbuka mengeksekusi setidaknya 10 orang yang tertangkap menggunakan jaringan telepon seluler China untuk berkomunikasi dengan dunia luar.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, melarang warganya mengakses jaringan seluler dari negara tetangga, China.
Hal ini untuk menghentikan mereka berbicara dengan pembelot dan mengakses informasi luar di luar kendali rezimnya.
Dikatakan sekitar 150 warga Korea Utara ditangkap setelah partai yang berkuasa di negara itu dan polisi rahasia meluncurkan aturan baru yang melibatkan pengawasan rahasia pada Maret lalu.
Dilansir laman Mirror, Kamis (24/5/2021), sebuah sumber di Korea Utara mengatakan, penggerebekan terus berlanjut dan beberapa pelaku dieksekusi di depan umum sebagai pencegah yang mengerikan.
Klaim tersebut dilaporkan Daily NK Japan, yang mengutip sumber di provinsi Ryanggang, yang berbatasan dengan China.
Penangkapan terjadi selama penyelidikan penyelundupan orang dan barang melintasi perbatasan, perantara pengiriman uang yang mengatur panggilan dan pengiriman uang, dan mereka yang memiliki hubungan dengan pembelot di Korea Selatan.
Warga Korea Utara mengandalkan ponsel selundupan dan kartu SIM untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan teman, serta mendapatkan bantuan dari dunia luar.
Larangan empat tahun pada ponsel dicabut pada 2008 dan jaringan domestik tetap sangat dibatasi.
Baca Juga: Persediaan Pangan Hanya Cukup Dua Bulan, Korea Utara Terancam Kelaparan
Sumber lain mengatakan bahwa jumlah orang yang ditahan telah "melonjak" sejak akhir Mei, karena negara itu berjuang dengan kekurangan pangan yang memburuk dan lonjakan harga.