“Ini memang diperlukan ide-ide fresh SMK dan perguruan tinggi untuk kebutuhan dunia kerja dan juga wirausaha supaya dapat berjalan selaras,” tegasnya.
Menurutnya, agar SMK dan perguruan tinggi saling menguatkan. Tentunya, perguruan tinggi pendamping terlebih dahulu harus mengenal karakter SMK PK. SMK yang dibina kata Wikan, adalah sekolah pilihan yang sudah siap berubah untuk menjadi SMK PK.
“Harus diketahui dulu karakter SMK seperti apa, mungkin sudah sangat progresif. Caranya adalah dengan pendampingan komunikasi. Makanya, kami memilih perguruan tinggi yang mempunyai pengalaman link and match. Tidak hanya mengecek, tapi menjadi kakak pendamping,” ungkapnya.
Program SMK PK didukung oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) beserta tujuh balai besar di bawah naungan Ditjen Diksi.
“Balai besar ini yang menyediakan menu-menu pelatihan. Misalnya pelatihan untuk menjadi kepala sekolah CEO dan pelatihan bagi guru-guru SMK yang bersifat kompetensi produktif, seperti pemrograman, mesin, dan hospitality,” jelas Wikan.
Ditambahkan Direktur SMK, M. Bakrun, SMK yang memiliki masa pendidikan empat tahun dapat terus berjalan, yakni untuk kelas 11 dan 12. Adapun untuk kelas 10 akan mengikuti kurikulum baru yang disusun untuk 3 tahun.
Senada dengan Wikan, Bakrun juga mendorong SMK memperbanyak program D2 fast track.
“Tidak harus menggandeng perusahaan besar, tapi yang berhubungan dengan pekerjaan. Misalnya tidak harus rumah sakit, tapi bisa poliklinik,” ujarnya seraya berharap kolaborasi dalam memajukan anak bangsa dapat terus digalang semua pihak secara berkelanjutan.
Baca Juga: HAN 2021, Kemendikbudristek Selenggarakan Panggung Anak Indonesia Merdeka