Diketahui, Presiden Jokowi meminta agar harga maksimal tes swab PCR (polymerase chain reaction) sebagai standar tertinggi tes Covid-19 turun ke Rp450 ribu dan maksimal Rp550 ribu.
"Saya sudah berbicara dengan menteri kesehatan mengenai hal ini, saya minta agar biaya tes 'PCR' ini berada di kisaran antara Rp 450 ribu sampai Rp 550 ribu," kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga meminta hasil tes PCR dapat diketahui maksimal 1x24 jam.
"Selain itu saya minta juga agar tes PCR bisa diketahui hasilnya dalam waktu maksimal 1x24 jam, kita butuh kecepatan," ucapnya.
Presiden berharap dengan rentang harga tersebut maka tes Covid-19 akan semakin banyak.
Penelitian INFID
Hasil penelitian International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) bersama Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menunjukkan jika mayoritas warga tidak perbah melakukan testing Covid-19. Temuan itu merujuk pada enam lokasi penelitian yakni Semarang, Padang, Malang, Surabaya, Makassar, dan Kabupaten Tangerang.
Penelitian ini menyasar 540 responden perempuan dalam rangka meninjau akses dan layanan kesehatan selama pandemi Covid-19. Hasilnya, mayoritas responden mengaku tidak melakukan testing selama wabah berlangsung.
"Mayoritas responden mengaku bahwa diri dan keluarganya tidak melakukan tes selama pandemi," kata Peneliti Lembaga Demografi FEB UI, Alfindra Primaldhi, Jumat (13/8/2021).
Baca Juga: Jokowi Sebut Pelayanan Elektronik Bikin Kinerja MK dan MA Lebih Cepat
Adapun sejumlah alasan mengapa para responden di enam lokasi tersebut ogah melakukan testing selama pandemi Covid-19 berlangsung. Misalnya, tidak pernah merasakan gejala klins,ketersediaan lokasi tes, hingga terbentur biaya.