Suara.com - Sejumlah jurnalis dari Asia Tenggara akan membahas isu disinformasi dan demokrasi di kawasan dalam seri webinar dan lokakarya daring bertajuk Journalism and Democracy in the Age of Pandemic and Disinformation yang dihelat oleh Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara.
Kegiatan yang berlangsung berkat dukungan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi di bawah program The Asia-Pacific Regional Support for Elections and Political Transitions (RESPECT) ini akan diselenggarakan selama 4 hari, yakni di tanggal 15 dan 16 September serta 22 dan 23 September 2021.
Diskusi publik mengenai tantangan media dalam memproduksi isu politik dan pemilihan umum di tengah disinformasi akan menjadi seri pembuka dalam kegiatan yang menghadirkan sejumlah jurnalis dari pelbagai negara di Asia Tenggara.
Antara lain, Direktur Eksekutif Philippine Center for Investigative Journalism (PCIJ), Carmella S. Fonbuena, Editor Eksekutif TEMPO, Yandrie Arvian dan Editor The Isaan Record Thailand, Hathairat Phaholtap. Sementara pengampu lokakarya jurnalisme data yang berlangsung pada hari ke-2 akan diampu oleh pendiri Data-N Malaysia, Kuek Ser Kuang Keng.
Pada Rabu, 22 September 2021, lokakarya dilanjutkan dengan menghadirkan Direktur Eksekutif Cambodian Center for Independent Media (CCIM), Danilo Caspe dan Redaktur Pelaksana Cj.my, Maran Perianen.
Dalam sesi ini, para pembicara akan memberi keterampilan dan mengungkapkan bagaimana praktik jurnalisme warga di negara masing-masing.
Rangkaian kegiatan webinar ini akan ditutup dengan dikusi publik yang menyoroti kondisi kebebasan pers di tengah pandemi Covid-19 dan pengumuman pemenang ExcEl Award Competition 2021.
Adapun pembicara dalam sesi terakhir, Kamis, 23 September 2021 ialah Gemma B. Mendoza (Rappler/Philippines), Anita Wahid (Mafindo/Indonesia) dan Zikri Kamarulzaman, Malaysiakini News Editor (Malaysia). Salah satu pembicara, yakni Gemma akan mengungkapkan bagaimana perjuangan jurnalis di Filipina meraih kemerdekaan pers.
Indeks Kebebasan Pers yang dirilis Reporters Without Borders pada April 2021 menunjukkan potret buruk kebebasan pers di tiga perempat dari 180 negara.
Baca Juga: ELSAM: RUU Perlindungan Data Pribadi Berpotensi Jerat Jurnalis
Di Asia Tenggara, Vietnam menduduki peringkat terendah dalam hal kebebasan pers, sedangkan Timor Leste teratas dengan skor indeks kebebasan pers 29,11 poin. Indonesia, Malaysia menyusul dengan skor indeks masing-masing 37,4 dan 39,47. Thailand dan Filipina berada di bawah Malaysia dengan skor 45,22 dan 45,64.